Foto Bersama: Jajaran PBNU, PWNU dan Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal saat Foto Bersama usai pelantikan di Mataram Minggu, (14/09). Foto: jonisutangga/radarmandalika.id

MATARAM – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Nusa Tenggara Barat masa khidmat 2025-2030 secara resmi dilantik dan dibaiat oleh Rais Syuriyah PBNU, KH A. Muadz Thohir. Acara pelantikan berlangsung di Auditorium UIN Mataram pada Minggu, 14 September 2025, dengan mengusung tema “Melanjutkan Pengabdian, Menggapai Bukti Bakti.”

Dalam sambutannya, Ketua PWNU NTB, Prof Masnun Tahir, menegaskan komitmennya untuk tegak lurus dengan PBNU. Ia menekankan pentingnya koherensi kepengurusan, program, visi, dan misi dari tingkat atas hingga bawah.

“Kita harus koheren dari atas sampai bawah, kepengurusannya, kemudian program-programnya, visi misinya juga harus koheren,” ujar Prof Masnun.

Ia juga menyerukan kepada seluruh jajaran untuk terus bekerja tanpa henti.

“Kita terus bekerja, tidak boleh istirahat, karena tugas kita sekarang banyak,” tambahnya.

Prof Masnun juga menyoroti pentingnya sinergi dengan pemerintah daerah dalam menjaga ukhuwah islamiyah dan ukhuwah watoniah.

Ketum PBNU: NTB, Salah Satu Basis NU Paling Dinamis di Luar Jawa

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, hadir dalam acara tersebut dan memberikan apresiasi tinggi kepada PWNU NTB. Ia menyebut NTB sebagai salah satu basis jemaah Nahdlatul Ulama yang paling dinamis.

“Dulu kalau bicara tentang basis NU di luar Jawa, orang biasanya menyebut-nyebut wilayah seperti Lampung, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan. Saya menyaksikan sekarang bahwa basis NU salah satunya adalah Nusa Tenggara Barat,” ungkap KH Yahya Cholil Staquf.

Menurut beliau, akselerasi perkembangan NU di NTB sungguh luar biasa, berkat kegigihan para kadernya. “Di samping gigih, saya bisa lihat walaupun tidak disuruh sudah koheren dengan sendirinya,” puji Gus Yahya, sapaan akrabnya.

Lebih lanjut, Gus Yahya mengingatkan tantangan yang dihadapi NU bukan hanya untuk organisasi itu sendiri, melainkan juga untuk bangsa dan negara. Ia menekankan peran NU sebagai salah satu pendiri bangsa Indonesia.

“Di antara yang berinisiatif untuk berdirinya bangsa, bernama bangsa Indonesia, negara bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia ini adalah Nahdlatul Ulama,” tegas Gus Yahya.

Oleh karena itu, ia menyatakan bahwa NU memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga Indonesia. “Apapun yang terjadi dengan Indonesia, kapanpun sepanjang sejarah Nahdlatul Ulama ikut bertanggung jawab,” tambahnya.

Gus Yahya mengajak seluruh elemen bangsa untuk menggalang persatuan nasional dalam menghadapi tantangan bersama. Ia juga menekankan pentingnya konsolidasi antara masyarakat dan negara.

“Mari, lewat momentum ini kita kuatkan lagi tekad kita, kita teguhkan tekad kita, untuk mengajak bersama-sama seluruh elemen bangsa,” serunya. (jho)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *