PRAYA-Kepala kejaksaan negeri (Kajari) Lombok Tengah, Ely Rahmawati mendadak tak langsung merespons cepat pertanyaan media. Lebih-lebih saat Kajari ditanya seputar proyek pengadaan 2 juta masker oleh Pemkab Lombok Tengah.

“Hub Kasi Intel aja mas untuk wawancara ya,” jawab singkat via wa, tadi malam.

Sementara, sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada Kajari tak lagi digubris. Cukup memberikan jawaban singkat di atas.

Sementara itu, Kasi Intel Kejari Lombok Tengah, Yabo yang langsung dikonfirmasi tadi malam tak bisa memberikan keterangan langsung.

“Maaf baru lihat HP, ini baru selsai bersih rumah dinas, ngepel,” jawabnya.

Yabo mengaku belum lama ini menjabat Kasi Intel. Sebelumnya dia tugas di Kejari Dompu. Sehingga belum bisa menjawab langsung. “Silakan kapan bisa ke kantor,” katanya.

Di samping itu, sampai dengan saat ini belum ada respons satupun aparat penegak hukum (APH), terkait pengadaan 2 juta masker dengan anggaran 11 miliar tersebut.

Beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang sedang melakukan investigasi, termasuk yang berencana melaporkan dugaan kejanggalan ini. Mendadak menghilang.

Selasa kemarin, Direktur Lembaga Studi Advokasi Demokrasi Rakyat dan Hak Asasi (Lesa Demarkasi), Hasan Masad membeberkan dugaan “kejahatan” dalam pengadaan masker itu.

Hasan Masad menduga kuat adanya  manipulasi dalam pengadaan masker tersebut. Atau sebuah proses rekayasa dengan melakukan penambahan, pensembunyian, penghilangan atau pengkaburan terhadap bagian atau keseluruhan sebuah realitas. Dan ini berujung pada keuntungan pihak-pihak tertentu. Baik perorangan maupun koorporasi.

“Pihak kejaksaan atau APH kalau tidak bisa mengungkap persekongkolan ini, keterlaluan namanya,” tegasnya.

Hasan menantang semua pihak untuk menguji temuan-temuan di lapangan. Baik dari segi kwalitas masker dan cara pendistribusiannya. “Saya yakin tidak diproduksi sesuai dengan perencanaan awal, jaksa harus meminta keterangan kepada pihak Dinas Koperasi dan UKM sebagai PPK dan PT Bhaskara Arthamulia Perkasa (PT BAP) perusahaan dari Sidoarjo, Jawa Timur itu juga,” katanya.(r2/r1)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *