WINDY DHARMA/RADAR MANDALIKA SUNTIKKAN: Petugas Kesehatan Hewan Lobar saat menyuntikan obat ke sapi yang terkena PMK.

LOBAR–Dinas Pertanian (Distan) Lombok Barat (Lobar) mempertanyakan komitmen Pemerintah Provinsi NTB dalam membantu penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di daerah. Sebab, selama ini Pemkab Lobar berjuang sendiri dalam penanganan PMK yang ada di wilayahnya. Sementara provinsi dinilai minim perhatian.

 

“Saya tidak marah sama Gubernur, tapi dia harus punya perhatian kepada PMK ini. Karena penyakit ini akan menimbulkan kemiskinan. Percuma berbicara pengentasan kemiskinan kalau ini dibiarkan,” tegas Kepala Distan Lobar, HL Winengan, Selasa (28/6).

Selain itu, kata Winengan,n PMK ini akan mengganggu stabilitas negara bila terus dibiarkan. Sebab akan membuat kelaparan yang berimbas pada keamanan. Sehingga dibutuhkan komitmen semua pihak termasuk pemerintah provinsi.

 

“Tapi Alhamdulillah sejauh ini Lobar masih mampu,” cetusnya.

Walaupun sudah ada bantuan pusat untuk vaksinasi hewan ternak, menurutnya yang terpenting saat ini kebutuhan untuk obat bagi ternak terpapar PMK. Mengingat masih banyak hewan ternak yang sakit.

Meski minim perhatian provinsi, Winengan mengaku cadangan obat untuk Lobar masih cukup. Hal ini tidak terlepas dari komitmen Pemkab Lobar dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati Lobar yang menganggarkan Rp 500 juta dari anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk penanganan PMK dan pembelian cadangan obat 10 persen dari jumlah sapi. Selain itu juga terdapat bantuan dari beberapa pihak di luar pemerintahan.

“Nah dari provinsi mana? Masa mau minta dari pusat. Kalau hanya tukang bagi dana atau obat dari pusat ndak perlu orang pintar, anak-anak SD disuruh bagi saja bisa,” kritiknya.

Bukan tanpa alasan mengapa mantan Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Lobar itu mempertanyakan komitmen Pemprov. Karena biaya kebutuhan untuk pengobatan untuk PMK itu tidak sedikit. Karena untuk satu sapi yang terkena PMK minimal memperoleh dua kali suntikan. “Di Lobar masih ada 6.800 ekor sapi yang sakit. Itu setidaknya butuh satu dua kali suntikan untuk sembuh. Sedangkan untuk 5 ribu saja butuh anggaran sekitar Rp 500 juta,” paparnya.

Terlepas dari itu, Winengan mengaku jika angka kesembuhan hewan ternak yang terjangkit PMK mencapai 50 persen. Data Distan menunjukkan dari sekitar 10.174 ekor sapi di Lobar yang terjangkit PMK, yang sudah sembuh mencapai 6.164 ekor. Selain itu juga penyuntikan vaksinasi juga sudah mulai dilakukan, dengan 600 dosis vaksin yang diperoleh dari pemerintah pusat.

“Memang dosis ini masih sangat jauh kurang, karena populasi sapi kita di Lombok Barat ada 130 ribu ekor. Tapi kita sudah minta tambahan dosis vaksin untuk hewan ternak di Lombok Barat,” pungkasnya. (win)

 

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *