PRAYA – Para ibu rumah tangga (IRT) alias emak-emak kembali merasakan dampak buruk pemerintahan Joko Widodo. Penyebabnya sederhana, gara-gara tidak mampu mengatasi kelangkaan minyak goreng dan terbaru kebijakan pemerintah menghapus subsidi minyak goreng baru ini.
IRT di Lombok Tengah misalnya, mereka mengaku sangat kecewa dengan Presiden Joko Widodo yang tidak memperhatikan masyarakat kecil, lebih khusus IRT yang setiap harus mengurus dapur.”Urusan minyak goreng saja tidak bisa diselesaikan. Semua emak-emak rebut di Indonesia hanya minyak goreng langka, eh sekarang harga gila,” ungkap Rohmi warga Kelurahan Prapen.
Rohmi merasakan selama ini pemerintahan Jokowi tidak begitu berpihak kepada rakyat. Jokowi dan kabinat kerjanya memiliki kebijakan yang besar merugikan rakyat kecil.”Minyak goreng langka, Pak Jokowi kemana saja? Bensin tidak ada, menterinya kemana saja? Eh sekarang bensin sudah tidak ada subsisi dicabut,” sentilnya pedas.
Malia warga Kecamatan Pujut juga menuturkan hal serupa. Ia mengaku sulit memperoleh minyak goreng. Bahkan ia rela mengantre di salah satu toko hanya untuk minyak goreng. “Kenapa minyak goreng langka? Harga sekarang mahal?,” tanyanya.
Dia menerangkan, yang paling banyak mengeluh saat ini para emak-emak atau IRT. Sebab mereka merasakan langsung dampak. “Susah tidak ada minyak goren,” katanya dengan nada protes.
Untuk itu, diharapkan kedepan pemerintahan jauh lebih baik lagi. Awal dirinya secara pribadi beranggapan tidak akan terjadi separah saat ini. Minya goreng langka emak-emak dimana-mana rebut.
Diketahui, telah terbit surat edaran (SE) nomor 09 tahun 2022 tentang relaksasi penerapan harga minyak goreng sawit baik kemasan sederhana dan kemasan premium. Adapun beberpa poin penting yang terdapat dalam surat tersebut yakni. Agar para Kepala Dinas Tingkat Provinsi yang membidangi perdagangan memberikan relaksasi terhadap ketentuan harga eceran tertinggi pada minyak goreng sawit. Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 06 Tahun 2022 tentang Penetapan Harga Eceran tertinggi minyak goreng sawit.
Dilanjutkan pedagang kaki lima (PKL), Bq Rohimi mengungkapkan pernah membeli minyak goreng dengan harga normal. Namun akhir ini minyak goreng langka. “Kami berharap dengan kondisi negara dimasa pandemi, semoga di Ramadan dapat dipastikan minyak goreng aman,” harapnya.
Terpisah, Kabid Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lombok Tengah, RR Srimulyaningsih yang dikonfirmasi radarmandalika.id membenarkan pemerintah mencabut aturan subsidi minyak gorang sesuai SE nomor 09 tahun 2022 .
“Dicabut subsidi minyak goreng oleh pusat, otomatis Loteng berdampak kenaikan,”jawabnya singkat.(tim)