KLU – Beberapa hari belakangan intensitas curah hujan tinggi melanda Kabupaten Lombok Utara (KLU). Sejumlah wilayah diterjang bencana banjir dan longsor bahkan ratusan Kepala Keluarga (KK) terdampak secara langsung. Dari kejadian itu menyebabkan kerugian materil yang jumlahnya mencapai Rp 1,7 miliar. Hal ini diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD Lombok Utara, M. Zaldy Rahardian, kemarin.
Menurutnya, tercatat setidaknya 24 lokasi yang terdampak bencana di tiga kecamatan yaitu Tanjung, Gangga, dan Pemenang. Bencana longsor terjadi di 10 titik lokasi, kemudian bencana banjir bandang tercatat di 8 lokasi, dan kejadian banjir ada di 6 lokasi berbeda warga yang terdampak sekitar 489 KK. Kerugian materil tersebut dialami berdasarkan saluran perairan yang rusak, lahan pertanian warga, sampai dengan fasilitas umum juga tak luput dari imbas.
“Terdapat sekitar 22 kejadian selama tiga hari dari tanggal 13 sampai 16 Maret 2022. Dari semua itu estimasi kerugian mencapai Rp 1.734.300.000,00,” ungkapnya.
Dijelaskan, secara umum banjir bandang terjadi di dua aliran sungai utama yakni Sungai Menggala Kecamatan Pemenang dan Sungai Segara di Kecamatan Gangga dan Tanjung. Lokasi terparah dalam kejadian tersebut yaitu di Dusun Sembaro Desa Bentek Kecamatan Gangga pada 14 Maret dengan estimasi kerugian mencapai Rp 500 juta. Hal ini berdasarkan pada tingginya kerusakan infrastruktur berupa talud pengaman pemukiman sekitar 100 meter dengan tinggi 5 meter.
“Sementara untuk di Menggala mengalami lonjakan debit air secara drastis yang merendam 6 hektare areal persawahan yang rata-rata telah disemai seminggu sebelumnya,” jelasnya.
Penanganan sampai saat ini, lanjutnya, masih terus dilakukan tercatat disejumlah lokasi yang terdampak longsor dibersihkan secara manual. Jika material longsoran berupa padat dan sulit dipindahkan, maka pihaknya di BPBD berkolaborasi dengan Dinas PUPR menerjunkan alat berat untuk membersihkan puing tersebut. Hanya saja, kendala yang terjadi pihaknya masih minim personil sehingga penanganan dilakukan pun terbatas.
“Persoalan saat ini yang sangat mendesak tenaga di BPPD dan logistik sangat minim dan permintaan masyarakat sangat tinggi ada yang rumah hancur dan lain-lain. Tapi ini harus tetap kita selesaikan bersama,” katanya.
Mantan Kepala Dinas DLHPKP Lombok Utara tersebut mengaku, sudah melakukan koordinasi ke pemerintah pusat menyangkut kebencanaan yang terjadi di daerah. Di mana pihak BNPB telah merespon positif terkait dengan pengajuan bantuan logistik yang pihaknya usulkan. Kendati begitu, logistik yang ada seperti tanggul penahan air hingga beberapa tenda pada saat kejadian sudah disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan meski jumlahnya sangat terbatas.
“Kita langsung lakukan koordinasi dengan pusat sudah kita laporkan ke Pusdalop BNPB semoga kita dapat bantuan logistik,” tandasnya.(dhe)