JHONI SUTANGGA/RADAR MANDALIKA Ridwan Syah

 

MATARAM – Event MXGP di Samota, Sumbawa akan berlangsung Juni 2022. Namun persiapan menyambut even skala internasional membutuhkan setidaknya Rp 30 Miliar lebih dana yang dialokasikan untuk mempertebal aspal run away bandara setempat, termasuk kebutuhan pemeliharaan infrastruktur jalan pendukung.

“Pak gubernur sudah ada persetujuan dengan Menhub (Menteri Perhubungan) menyiapkan angggaran sekitar 30 Miliar untuk mempertebal perkerasan runway (bandara),” ungkap Kadis PUPR NTB, Ridwan Syah di Mataram, Rabu kemarin.

Menurut Ridwan, MXGP merupakan event internasional tentu ada syarat-syarat khusus dalam pembenahan infrastruktur.

“Yang sudah nyata itu adalah kebutuhan mengangkut para pembalap, kru pembalap. Minimal bandara itu harus mampu di darati oleh pesawat sejenis Airbus atau boeing 737,” bebernya.

Menhub sebelumnya memberikan pilihan dalam pembenahan bandara untuk memperlancarkan akomodasi yaitu memperpanjang run away atau mempertebal aspal.

“Klau memperpanjang Runway itu tentu perlu waktu lama perlu pembebasan lahan. Sedangkan acara ini (akan berlangsung) bulan Juni  pilihan yang paling masuk akal itu adalah mempertebal pengaspalan. Dan itu pengerjaannya cepat. Ketebalan pengaspalan ini akan ditambah lima sentimeter,” jelasnya.

Dijelaskan Ridwan, meskipun bandara tersebut tidak diperpanjang namun bisa di darati pesawat sejenis Airbus atau boeing 737 meski tidam full kapasitas.

“Mislanya kalau penumpangnya 200 hanya bisa diisi 60  atau 80 persen nah itu sudah cukup, nah itu untuk (perbaikan jalur) udaranya. Daratnya juga kita sekarang tengah membenahi pelabuhan kayangan, Pototano  jadi soal transportasi infrastruktur yang  dibutuhkan penguatan atau pengembangan bandara,” jelasnya.

Pengerjaan bandara tersebut rencanannya akan dimulai paling lambat awal April dan dikerjakan paling lama satu bulan.

Selanjutnya, menganai infrastruktur pendukung lainnya seperti jalan menuju lokasi dilihatnya sudah bagus. Yang dibutuhkan hanya pemeliharaan saja.

“Pemeliharaan memang kewajiban pemerintah. Sama saja dengan sirkuit Motogp. Sirkuit itukan punya ITDC kita pemerintah kan bikin Bypass dan itu nggak masalah,” katanya.

Dijelaskannya juga perbedaan persyaratan  MotoGP dengan MXGP ini berbeda jauh. MXGP olahraga petualang. Para rider tidak terlalu mensyaratkan infrastruktur yang bagus. Yang penting ketersediaan air bersih dan tempat menginap layak. Sebab pada even tersebut akan mendatangkan sekitar 100 ribu orang.

“Tentukan butuh air bersih tempat tidur dan makan minum. Itu (semua) kan tidak seketat persyaratan pembalap pembalap MotoGP. Kita sudah data hotelnya kalau kurang ya modelnya  menggunakan camping area. Sudah ada tempatnya disiapkan pemerintah,” terangnya.

Ridwan Syah memastikan tidak ada alokasi dana APBD untuk perhelatan MXGP tersebut. Pembangunan Sirkuit dibuat oleh sponsor tidak ada kegiatan ini dibuat. Kalaupun ada dari anggaran daerah itu hanya untuk pemeliharaan yang memang tugasnya pemerintah.

Saat ini, lanjutnya Pemprov NTB dan pihak penyelenggara tengah menyelesaiakn kontrak kegiatan MXGP.

“Kita sedang mefinalkam dengan pihak penyelenggaranya namanya PT Star Talenta Indonesia. Dalam kontaraknya akan jelas apa spesifikasi persyaratan yang diminta oleh pihak Penyelenggara yakni Infront,” ujarnya.

Dikatakannnya juga saat ini dalam masa masa penentuan. Pihak infront akan turun ke lapangan untuk melihat persiapan NTB. Pihak Infron mau melihat lahannya apakah memenuhi syaratnya atau tidak kemudian melihat akomodasi dan transportasi.

“Ini memang pertaruhan karena kita sudah mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah tentu semua potensi bisa kita kerahkan. Tapi saya yakin  dengan pengalaman kita WSBK dan MotoGP rasanya  persyaratan bisa kita lewati,” pungkasnya (jho)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *