LOBAR—Sebanyak 500 dosis vaksin jenis AstraZeneca yang pekan ini akan diterima Dinas Kesehatan (Dikes) Lombok Barat (Lobar) terancam kedaluwarsa. Pasalnya vaksin yang diminta kepada Dinas Kesehatan Provinsi itu akan memasuki batas masa penyimpanan vaksin 30 Juni mendatang.
“Makanya kita dorong minggu ini bisa dipakai, di Gunungsari ada yang minta,” terang Kabid P3KL Dikes Lobar, dr H Ahmad Taufik Fathoni yang dikonfirmasi, kemarin (22/6).
Ia mengatakan sebenarnya masa penyimpanan vaksin rata-rata cukup lama maksimal 6 bulan. Namun tidak ada yang berani menyimpan selama itu. Karena ketentuan suhu penyimpanan yang tak bisa sembarangan. Belum lagi kemungkinan akan ada penambahan kuota vaksin yang didropping sehingga dikhawatirkan menumpuk dan penyimpanan tak muat. “Maksimal 6 bulan penyimpanan,” sebutnya.
Sejauh ini diakuinya vaksin itu sudah dipakai pada 100 orang di Suranadi. Bahkan secara umum di NTB sudah dipakai sekitar 10 ribu lebih. Hasilnya tidak ada efek samping yang dirasakan seperti yang diisukan. Namun memang pemberitaan terkait pro kontra halal atau haramnya kandungan vaksin itu masih diperdebatkan masyarakat. “Tapi tetap saja berita tentang vaksin AstraZeneca membuat masyarakat agak manjadi takut. Tapi tidak ada pilihan karena saat ini hanya ada dua vaksin Sinovac dan Astrazeneca,” bebernya.
Meski demikian, Fathoni mengatakan jika melihat efektifitas dari dua jenis vaksin itu, AstraZeneca yang dinilai paling bagus. Karena dari penelitian vaksin ini diperhitungkan matang untuk bisa menahan berbagai jenis varian baru covid-19. “Tapi kalau dari vaksin lain belum ada penelitian terkait itu,” ungkapnya.
Menurutnya permintaan vaksin Astrazeneca itu sudah ada yang masuk ke Dikes Lobar. Seperti persatuan umat hindu di Kecamatan Gunungsari menyatakan sudah siap mengunakan vaksin itu. Meski diperkirakan hanya akan sekitar 100 dosis vaksin yang diminta. “Minggu ini kami akan ambil (minta),” bebernya.
Pihaknya pun cukup ragu vaksin itu bisa habis hingga batas waktu masa penyimpanan. Sebab rencana awalnya, 300 dosis untuk pelaku wisata namun waktu itu belum ada kepastian informasi kesiapan vaksin itu oleh provinsi, sehingga membuat pihaknya memakai Sinovac.
“Begitu kami pakai Sinovac, dari provinsi bilang Astrazenecanya sudah oke. Baru bisa kami pakai minggu ini,” pungkasnya.(win)
Post Views : 259