PRAYA – Hujan mulai mengguyur Kabupaten Lombok Tengah (Loteng). Masyarakat yang berada di wilayah rawan banjir dan tanah longsor harus selalu waspada.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Loteng mulai melakukan pemetaan kerawanan bencana. Kepala BPBD Loteng, H Ridwan Ma’ruf mengungkapkan, potensi kerawanan bencana di musim hujan pada akhir tahun 2023 ini berupa banjir dan tanah longsor.
Dikatakan, potensi bencana banjir kerap kali terjadi di Kampung Jawa Kelurahan Praya, Kelurahan Meneng, dan Kelurahan Tiwu Galih. Potensi bencana ini perlu diantisipasi mengingat permukiman masyarakat.
“Kemudian antisipasi tanah longsor bukan hanya di (Kecamatan) Batukliang Utara, namun juga di Kecamatan Pujut mengingat pohon yang sudah tidak ada lagi di kawasan gunung, yang biasanya disaat ada hujan sampah kayu terbawa arus dan menyumbat aliran air. Kemudian kita melakukan sosialisasi dan plang jalur evakuasi,” ungkapnya.
Adapun, anggaran penananganan bencana di tahun 2024 dikatakan sejumlah Rp 250 juta sebagai dana stimulan baik untuk banjir dan puting beliung bagi rumah warga terdampak. Untuk 2023 dananya masih aman namun disalurkan dalam bentuk barang.
Upaya mengantisipasi bencana banjir di Kota Praya yang dikarenakan pendangkalan sungai sudah dikoordinasikan bersama pihak BWS dan dilakukan pengerukan dan peninggian talud dari Tiwu Bokah hingga Kampung Jawa, dengan koordinasi bersama pihak BWS.
Kemudian koordinasi dengan pihak Dinas Perkim guna melakukan analisa potensi pohon tumbang. Hal ini dilakukan agar jangan sampai pohon tumbang baru dilakukan eksekusi. Caranya baik melakukan pengurangan ranting pohon dan lainnya.
Disi lain, sampai saat ini BPBD masih mendistribusikan air bersih kepada warga yang membutuhkan akibat kemarau panjang. Yang mana, belum lama ini pihaknya mendistribusikan air bersih sebanyak 4 tangki ke Desa Setanggor.
“Mudah-mudahan, bahkan datangnya air hujan kita tidak berhenti droping air bersih mengingat terdampak air yang tidak dapat dimanfaatkan masyarakat,” ungkapnya.
Adapun, permintaan bantuan air bersih masih dominan di Kecamatan Jonggat dan Kecamatan Prata Barat. Jida dibandingkan wilayah lain mulai berkurang.
“Droping per 1 November 340 tangki kapasitas 5.000 liter,” ujarnya. (tim)