LOTIM – Beberapa Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Lombok Timur (Lotim) diakui Bupati Lotim HM Sukiman Azmy, mengalami kondisi kritis. Kondisi ini pun mendapat sorotan dari Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lotim, H Daeng Paelori. Bahkan terdapat dua BUMD yang dinilai tidak kunjung produktif untuk mendatangkan deviden untuk daerah.
Menurutnya, memiliki perusahaan daerah yang kuat dan tangguh adalah suatu kebanggaan untuk menopang perekonomian daerah sesuai bidang usaha. Padahal jika dilihat dari semua sisi usaha yang dilakoni selama ini sangat strategis. Hampir semua jenis usaha diberikan izin untuk bisa memonopoli usaha yang ada, terutama yang sifatnya skala besar.
“Banyak peluang yang semestinya mereka tangkap. Tapi faktanya masih jauh dari harapan, cenderung rugi dan ujung-ujungnya minta suntikan modal,” tegasnya lagi.
Lanjut politisi senior Golkar Lotim ini, mestinya ketika perusahaan itu mengalami kerugian, diselamatkan bukan dengan cara menginjeksi tambahan modal. Akan tetapi, melakukan evaluasi total terhadap kinerja di tubuh direksi hingga jajaran manajemen, apakah ada yang salah dalam pengelolaan atau lainnya. “Percuma modal banyak tetapi pada akhirnya rugi-rugi terus. Pengalaman kita selama ini begitu, tambah modal malah tambah rugi,” kritik H Daeng yang akrab disapa HDP ini.
Misalkan Agro Selaparang, banyak peluang usaha yang potensial bisa dilakukan dan dimanfaatkan. Tapi kemampuan manajemen direksi belum bisa melihat potensi dan peluang itu. Contoh, investasi tambak udang di Lotim sangat banyak. Pemenuhan kebutuhan pakan udang, bisa diakomodir perusahaan daerah. Tentu dalam hal ini harus ada campur tangan Bupati terhadap para pengusaha tambak udang.
Menurut hematnya, memonopoli pakan Itu tidak jadi masalah, karena tidak banyak masyarakat bisa sebagai penyumplai pakan. Berbeda dengan memonopoli penjualan beras, cukup banyak masyarakat kecil juga sebagai penjual beras. Artinya jika penjualan beras untuk ASN dimonopoli Agro Selaparang, tentu nasib rakyat kecil yang berjualan beras akan kesulitan dan bisa terancam gulung tikar.
“Beda kalau jual pakan ikan, itu barang yang langka tetapi prospeknya bagus,” sarannya.
Disinggungnya soal usaha pupuk yang digeluti Agro Selaparang, jenis usaha ini uangnya sangat lancar. Perusahaan ini harusnya bisa bekerjasama dengan distributor pupuk, sehingga secara kontinyu mampu memenuhi kebutuhan pupuk petani. Selain itu, pupuk tersebut juga akan tepat sasaran. Efeknya, sektor lain pun akan ikut terbantu.
“Ingat loh, usaha pupuk ini uangnya lancar,” tandasnya.
Selain menyentil Agro Selaparang, anggota DPRD Lotim tiga periode ini juga menyentil perusahaan daerah Selaparang Energi. Perusahaan yang nyaris sama kondisinya dengan Agro Selaparang ini, mestinya tidak berkutat sekadar menjual air dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN). Akan tetapi, bisnis Bahan Bakar Minyak (BBM) ini harusnya bisa menjalar ke SPBU, untuk pengisian bahan bakar kendaraan lingkup Pemda Lotim. “Dari semua perusahaan daerah yang ada, hanya Selaparang Finance yang kami beru jempol, baik secara pribadi atau pun kelembagaan. Selaparang Finance ini sejak berdiri betul-betul kami kawal. Jajaran direksinya dilakukan fit and propertest oleh legislatif. Alhamdulillah sampai hari ini ada regerenasi yang bagus dari jajaran direksinya,” pungkasnya. (fa’i/r3)