SATRIA/RADARMANDALIKA.ID NGOPI: Worix alias Wahyu warga Negara Australia.

Banyak warga asing memilih tinggal lama di Lombok. Paling banyak, untuk berlibur menikmati indahnya Pulau Lombok. Namun beda dengan Worix alias Wahyu, 31 tahun warga Negara Australia. Dia justru menjadi guru bahasa Indonesia bagi bule.

 

DIKI WAHYUDI-LOMBOK TENGAH

 

BERTEMU dengan bule satu ini tidak mudah. Dia orangnya super sibuk, hari-harinya dihabiskan untuk mengajar secara online dan mengurus dua anak di rumah bersama istrinya. Demikian gambaran kehidupan Worix alias Wahyu bule asal Negara Australia.

Pria dengan tinggi 194 cm ini, sudah cukup lama di Lombok. Dia awalnya masuk Lombok tahun 2010 silam, tujuannya datang berlibur ke Pulau Dewata Bali dan Lombok.

“Tahun 2016 saya ke Lombok lagi, dan pernah kuliah di Unram ambil jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,” ceritanya dalam podcast dengan Radar Mandalika, 28 September 2022.

Dalam perjalanan kuliah, dia bertemu dengan gadis berkulit hitam manis Farida warga Sumbawa, NTT di Mataram. Keduanya saling mengenal dan memutuskan menikah. Saat itu Farida di Mataram bekerja. Selama duduk di bangku kampus, Wahyu cukup banyak memiliki teman. Tapi dirinya harus merubah nama panggilan karena rekannya di sana sulit menyebut nama asalinya.

“Ada panggil saya merid, woreng. Jadi saya disarankan ubah nama huruf awal W jadi lah Wahyu,” ungkapnya.

Selang berjalannya waktu dan kuliah selesai. Dirinya bersama istri sempat mencoba hidup di Negara asalnya. Namun sayang Farida tidak betah. Keduanya pun memilih balik ke Pulau Seribu Masjid dan tinggal di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.

“Kami tinggal di rumah kontrakan di Kuta, sekarang kami punya anak dua,” katanya.

Selama tinggal di Kuta, Wahyu sempat membuka kursus bahasa Indonesia dan Inggris di rumah kontrakan. Tapi peminat warga local kurang. Ia pun memutar otak dan merubah focus ke kursus bahasa Indonesia melalui online.

“Kalau sekarang saya banyak ajar bule bahasa Indonesia,” tuturnya.

Dengan keadaan saat ini, Wahyu bersama istri mengaku senang tinggal di Lombok. Belum lagi ditambah warga Lombok ramah dan murah senyum. Tentu semacam ini jarang dia jumpai di negaranya.

 

“Di Lombok juga panas kadang dingin. Ini juga jarang saya temukan. Banyak bukit juga,” ungkapnya.

Sampai dengan saat ini, Wahyu tidak pernah lagi balik ke kampung halamannya. Awal pernah ingin pulang tahun 2021 namun covid-19 jadi batal. “Intinya saya betah di Lombok,” katanya dengan bahasa Sasak.

Pria yang sempat viral di media social gara-gara jago bahasa Lombok logat selatan ini, memiliki banyak cerita unik dan menarik selama berada di Lombok. Lantaran tinggi badanya, beberapa kali dia kejedot pintu rumah kontrakan. Wahyu yakin ini disebabkan warga di Lombok jarang ada yang tinggi, sehingga pintu rumah tidak banyak tinggi.

“Belum lagi makanan enak sekali. Saya suka ikan pare masak pedis panas, pelecing kangkung enak,” katanya.

Selama di Lombok, Wahyu mengaku pernah keliling berwisata di tempat lain. Misalnya, Pantai Pink, Selong Belanak, Mawun, Lombok Utara dan tempat wisata Lombok Timur bahkan Lombok Barat.(*)

 

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 1180

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *