KLU—Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi kembali terjadi di Kabupaten Lombok Utara (KLU). Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Lombok Utara menemukan dua kasus ternak sapi yang dinyatakan positif PMK.
“Kami kemarin kirim sampel ke laboratorium dan dua ternak dinyatakan positif PMK. Ternak yang positif ini berada di wilayah timur salah satunya di daerah Salut, Kecamatan Kayangan,” ungkap Kadis DKP3 Lombok Utara Tresnahadi, kemarin.
Wabah ini jelasnya menyebar tidak hanya di Lombok Utara namun daerah lain juga sudah mulai terserang. Terhadap ternak yang positif PMK, Tresnahadi mengakui belum mengetahui pasti dari mana penularannya, pasalnya ternak tersebut jenis lokal yang sudah sejak awal hidup di Lombok Utara.
Meskipun diketahui penyebaran wabah PMK begitu cepat, Ia optimis wabah ini tidak separah seperti tahun sebelumnya, pasalnya ternak sebagian sudah dilakukan vaksinasi, sehingga kedepan tinggal melakukan vaksinasi lanjutan terhadap ternak yang belum.
“Kami akan berkordinasi dengan dinas peternakan provinsi untuk langkah penindakan,” cetusnya.
Selain itu pihaknya juga akan mengusulkan kepada kepala daerah untuk bisa menggunakan dana BTT untuk memenuhi kebutuhan operasional guna turun pencegahan salah satunya dalam rangka turun untuk pemberian vitamin dan vaksinasi.
“Nanti kami akan meminta Bidang terkait untuk bersurat mengajukan permohonan ke Bupati,” tuturnya.
Pasalnya, kata Tresnahadi, pihaknya belum memiliki stok vaksin sehingga masih menunggu kabar juga dari pusat. Terhadap kondisi wabah yang mulai menjangkit ternak, diharapkan kepada para peternak untuk melakukan upaya pencegahan dengan menjaga kondisi kesehatan ternak dengan membersihkan kandang, dan memberikan makanan yang sesuai.
Populasi ternak sapi di Lombok Utara jelasnya sangat cukup banyak yakni berjumlah sekitar 65 ribu yang tersebar di lima kecamatan yang ada di Lombok Utara, dan terbanyak ada di Kecamatan Bayan.
Sementara itu untuk menjamin kualitas daging yang diperjual belikan dipasaran pihaknya kata Tresnahadi sejak awal telah melakukan pemeriksaan kesehatan secara ketat yakni diperiksa antemortem dan postmortem.
“Kita sudah tempatkan tenaga untuk pemeriksaan kesehatan ternak di RPH sebelum dilakukan pemotongan,” cetusnya.(dhe)