IST/RADAR MANDALIKA AMBIL SIKAP: Gubernur NTB, Zulkieflimansyah saat memimpin rapat pimpinan yang dihadiri Bupati Walikota atau pejabat yang mewakili, kemarin.

MATARAM – Musibah besar berupa virus mematikan kini meresahkan dunia. Nyaris semua negara di dunia sudah memutuskan darurat virus korona. Salah satunya Indonesia. Terbaru, virus itu merembet sampai kabupaten/kota. Demikian juga di NTB mulai dirasakan virus ini sangat mengancam.

Minggu sore emarin, Pemerintah Provinsi NTB menyampaikan menutup akses tiga gili (Trawangan, Air dan Meno) hingga dua pekan ke depan. Kebijakan ini diambil Pemprov sebagai upaya serius pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran virus korona (Covid-19). Meski NTB belum ada satu pun yang positif namun hal ini dilakukan untuk menghindari hal hal tidak diinginkan.

Gubernur NTB, Dr Zulkieflimansyah menjelaskan, akses wisatawan ke gili selama ini banyak dari Bali. Sementara Bali daerah yang sudah ditemukan adanya pasien positif terjangkit Covid-19.

“Kenapa ini dilakukan karena kontrolnya relatif agak susah. Kita juga ingin menunjukkan kita sangat serius antisipasi Corona ini,” ungkap Gubernur usai melakukan rapat pimpinan.

Penutupan tersebut bukan berarti akan aktivitas akan sepi, namun dengan kebijakan tersebut akan menjadi kesempatan bagi pemerintah untuk memastikan tiga gili tersebut aman bagi wisman. Pembersihan akan dilakukan, langkah seperti foging atau upaya kebersihan bentuk lainnya akan dilakukannya. Sehingga nantinya ketika sudah dibuka kembali siapapun yang datang akan merasa aman dan nyaman.

“Kita akan melakukan foging di setiap tempat, membersihkan segala macamnya juga,” ungkap Gubernur.

Tidak hanya itu wisatawan yang saat ini masih di gili bukan berarti akan diminta keluar, namun secara pelan-pelan mereka juga akan diperiksa kesehatannya.

“Jangan bikin gaduh dulu kita akan periksa tapi kita tidak terburu-buru karena keterbatasan alat tes,” katanya.

Lantas bagaimana dengan akses penerbangan? Gubernur mengaku untuk sementara, belum ada rute penerbangan yang ditutup.

“Kita belum sampai sana. Satu-satu dulu,” ujarnya.

Gubernur mengakui antisipasi Covid-19 tidak hanya dari wisatawan luar negeri, melainkan juga dari luar daerah terutama yang sudah terpapar seperti Jakarta dan Bali. Namun ia meyakini dibandara lebih mudah diawasi. Selain itu juga terkait TKI juga menjadi perhatian khusus terutama yang dipantau mereka yang pulang dari negara-negara yang terkontaminasi.

“Akan ada perhatian khusus secara pro aktif,” cetusnya.

Kebijakan lainnya dalam Rapim itu yakni meliburkan sekolah semua jenjang selama 14 hari. Termasuk juga perguruan tinggi dan pondok pesantren yang akan disampaikan oleh Kementerian Agama di daerah. Namun kebijakan itu tidak berlaku bagi mereka yang ujian. Sebab siswa yang melangsungkan ujian tidak berkegiatan secara terkumpul. Mereka akan terpisahkan sehingga pihak sekolah bisa dengan mudah mengawasi kebersihan.

Selain itu, siswa yang libur bukan berarti kesempatan untuk berbaur di tempat tempat keramaian, namun oleh sekolah nanti akan banyak diberikan tugas lapangan melalui sistem online dan lainnya.

“Banyak tugas yang diberikan di rumah ketimbang keluyuran beraktifitas di tempat keramaian,” jelasnya.

Apa hanya 14 hari? Kata Gubernur, masa tersebut dengan mempertimbangkan masa inkubasi masa selang waktu yang berlangsung antara perjalanan terhadap patogen hingga gejala-gejala pertama kali muncul. Terutama yang sangat dihindari untuk sementara waktu yaitu kerumunan.

“Saya kira semuanya sepakat karena kita menghindari kerumunan,” jelas Gubernur.

Hasil berikutnya pejabat ASN dilarang ke luar daerah apalagi keluar negeri termasuk juga anggota DPRD jika tidak begitu penting diimbau tidak juga melakukan kunker.

Hasil lainnya, tidak memberikan izin masuknya kapal pesiar ke NTB, menutup lokasi tambang AMNNT di Sumbawa Barat bagi WNA, memperketat pemeriksaan awal kapal barang yang masuk ke NTB. (jho)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *