Nama dan penampilan Kepala Desa Sigerongan Kecamatan Lingsar Lombok Barat, Dian Siswadi sedang jadi perbincangan warganet. Viralnya si kades yang berambut mohawk ala anak punk membawa berkah tersendiri bagi masyarakat desa setempat.
WINDY DHARMA-LOMBOK BARAT
SENYUM bahagia terpancar dari wajah Dian Siswadi Sasmita. Kepala Desa Sigerongan yang beberapa hari ini tengah viral di media sosial dan media massa. Berbagai pemberitaan miring terkait gaya rambut mohawk bak anak punk, tak terlalu diambil pusing oleh pria 38 tahun itu. Justru ia lebih sibuk mempromosikan potensi desanya kepada tamu yang datang. Viralnya video sang kades saat menerangkan berbagai program desa justru menarik kunjungan orang dari luar daerah.
Tak hanya datang melihat dan belajar tentang budi daya ikan air tawar yang menjadi andalan desa itu. Namun tak sedikit yang datang membeli benih maupun ikan air tawar. Sebut saja orang dari Lombok Timur dan beberapa daerah di Lombok maupun NTB secara umum. Hikmah dibalik viralnya kades itu membawa berkah bagi warganya.
“Alhamdulillah banyak yang datang, dampak positif. Karena tujuan program kita untuk menembus luar daerah terkait potensi yang bisa diekspor (ikan air tawar), kita bisa budayakan BUMDes dengan ekspor ke luar daerah kelapanya,” ujar Dian, Rabu (8/3).
Berbagai potensi desa dikatakan kades termuda di Lobar itu banyak dimiliki Sigerongan. Selain ikan air tawar dan beberapa buah, jajanan tradisional bernama jajan tujak juga menarik diperkenalkan keluar daerah. Warganya pun merasakan dampak possitif pemberitaan kadesnya itu. Bahkan tak pernah ada warganya yang protes dengan gaya rambutnya.
“Masyarakat sudah terbiasa melihat karena sudah dari sekitar tiga bulan lalu. Kalau yang tak terbiasa karena baru melihat hari ini sama kemarin aja. Saya melihat ada pergerakan ekonomi dari dampak positifnya,” ucapnya.
Tak hanya dari sisi ekonomi saja, dampak viralnya kades itu membuat tingkat kedisiplinan perangkat dan staf kantor desa meningkat. Bahkan para pegawai kantor desa lebih pagi ke kantor. Baginya, ini semua dampak positif dari keviralan sosoknya di media sosial.
“Dampak dari viralisme ini adalah kita dituntut bagaimana memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, karena kita sudah menyampaikan bahwa yang kita jual pelayanan prima desa kepada masyarakat. Itu menjadi motivasi tersendiri bagi perangkat desa,” bebernya.
Viralnya kades itu tak terlepas dari visi misinya untuk memperkenalkan Desa Sigerongan di kancah nasional, bahkan jika bisa Internasional. Baik dari budidaya ikan air tawar hingga home industri masyarakatnya. Karena ia menilai tak penting jika ingin memviralkan diri sendiri. Meski ia merupakan seorang pejabat publik atau kepala desa.
“Saya tetap pelayan masyarakat, saya tetap memandikan jenazah dan sebagainya. Jadi kalau dibilang tujuannya untuk viral pribadi kurang tepat. Tujuannya untuk mengupdate ekonomi masyarakat,” imbuhnya.
Ia menyarankan untuk tak menilai orang hanya dari penampilannya saja. Bahkan ia mengutip sepenggal kisah ulama Abu Yazid Al Bustami yang ditegur oleh seekor anjing. Dimana dalam kisah itu memiliki arti untuk tak boleh memberikan penilaian buruk dari rupanya, dan memuliakan semua mahluk ciptaan Allah tanpa pandang bulu.
“Belajarlah dari kisah itu,” ucapnya.(*)