MATARAM – Gizi yang bermasalah terutama pada anak menjadi cikal bakal masalah yang lebih berat yaitu stunting. Stunting merupakan isu strategis nasional yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini mendorong pemerintah untuk melaksanakan berbagai upaya untuk pencegahan.
Angka stunting di Indonesia masih berada di atas standar yang ditetapkan World Health Organisation (WHO) yaitu mencapai 30,8% di tahun 2018. Hal ini menjadi bukti bahwa upaya upaya untuk pencegahan stunting masih harus terus dilakukan. Asupan nutrisi yang cukup merupakan prasyarat untuk mencapai status gizi yang baik. Pemberian makanan dengan gizi sehat dan seimbang serta nutrisi pelengkap telah terbukti dapat mencegah defisiensi mikronutrien, pengerdilan, kegemukan, dan obesitas.
Kajian lainnya mengacu pada Riset Kebutuhan Dasar (2018), yang menyatakan bahwa 93,5% penduduk Indonesia yang berusia lebih dari 10 tahun sangat kurang dalam mengkonsumsi sayur dan buah, begitu pula dengan konsumsi protein. Selain itu, diyakini bahwa pemahaman nutrisi berbasis keluarga mampu menjadi upaya preventif pencegahan stunting (gagal tumbuh), dimana kini NTB masih berstatus zona merah stunting dengan prevalensi rata-rata Kabupaten Kota di atas 30%. Dengan pendekatan berbasis keluarga program Kebun Gizi Keluarga Mapan mampu menjadi program multi-efek; kesehatan, lingkungan dan ekonomi.
Menyadari akan hal itu Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat (UNU NTB) bekerjasama dengan Eco School Nusantara untuk menggagas program kebun gizi keluarga mapan (mandiri pangan) sebagai upaya pencegahan stunting di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Program ini merupakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat melalui skema hibah Pemberdayaan Masyarakat Pemula (PMP) DRTM Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Pelaksanaan program ini diketuai oleh Uzlifatul Azmiyati, M.Sc dari program studi Teknik Lingkungan bersama dengan dua orang anggota tim yaitu Baiq Dewi Sukma Septiani, M.Gz (Program Studi Gizi) dan Wardatul Jannah, S.P., M.Sc (Program Studi Teknik Lingkungan). Rangkaian program ini dilaksanakan dari Bulan April sampai Bulan Desember 2023.
“Pemenuhan kebutuhan gizi keluarga seringkali terbentur dengan anggapan bahwa bahan pangan yang digunakan harus mahal dan sulit untuk didapatkan. Padahal bahan pangan lokal yang banyak terdapat di sekitar tempat tinggal masyarakat juga bernutrisi dan dapat divariasikan, seperti umbi-umbian, komak, bayam, kangkung, kacang panjang, buah buahan lokal, telur, ikan, dan lain sebagainya,” terang Uzlifatul Azmiyati, M.Sc sekaligus sebagai Ketua Pengabdi.
Bahan pangan tersebut akan lebih mudah lagi untuk didapatkan jika ditanam sendiri di lahan kosong yang ada di rumah. Sehingga dapat dijadikan kebun gizi yang mendukung keluarga mandiri pangan. Hal ini sangat mungkin untuk dilakukan karena secara umum rumah rumah di Desa Sengkol memiliki halaman atau lahan kosong yang dapat dimanfaatkan. Keberadaan kebun gizi juga dapat mendukung pengelolaan sampah rumah tangga yang berkelanjutan. Hasil komposting sampah rumah tangga dapat menjadi pupuk yang digunakan untuk kebun gizi.
Sasaran peserta kegiatan ini adalah para ibu rumah tangga yang ada di sekitar Eco School Nusantara Desa Sengkol Lombok Tengah. Para ibu dipilih sebagai peserta karena dinilai memiliki peran dan potensi yang sangat penting dalam mendukung program pemenuhan gizi keluarga terutama anak untuk mencegah stunting. Ibu juga menjadi pilot dalam urusan pengolahan sampah dapur karena aktifitasnya yang berhubungan erat dengan memasak di dapur.
“Dua hal tersebut menjadi kombinasi permasalahan yang dapat diminimalisir dampaknya jika ibu memiliki kesadaran, kepedulian, pengetahuan, keterampilan serta berdaya untuk melakukannya,” jelasnya.
Diterangkan, program ini dilakukan melalui beberapa rangkaian kegiatan. Pertama adalah edukasi gizi sehat dan seimbang dengan narasumber Baiq Dewi Sukma Septiani, M.Gz. Edukasi gizi ini dilakukan dengan media emotional demonstration untuk memberikan pemahaman secara langsung kepada ibu balita terkait dengan pemberian asupan makanan yang sehat dan bergizi seimbang melalui interaksi langsung dan praktik bersama dengan ibu balita. Memberikan pemahaman bahwa jajanan sembarangan bukan merupakan contoh asupan yang layak dikonsumsi balita. Selain itu, edukasi gizi yang diberikan juga memberikan pemahaman kepada ibu balita tentang pentingnya pemanfaatan bahan pangan lokal untuk memenuhi asupan gizi keluarga dan pentingnya asupan bergizi seimbang dalam masa 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan).
Kegiatan selanjutnya dilakukan edukasi pengolahan sampah rumah tangga, sebagai narasumber Uzlifatul Azmiyati, M.Sc. Pada kegiatan ini dilakukan edukasi sekaligus praktik langsung bagaimana mengolah sampah rumah tangga terutama sampah yang dihasilkan dari aktifitas memasak dengan komposter sederhana. Edukasi dimulai dengan pengenalan jenis sampah, cara cara pengolahan sampah, serta alat dan bahan yang dapat digunakan untuk mengolah sampah. Komposter yang digunakan berasal dari ember bekas yang mudah didapatkan di lingkungan sekitar. Kompos yang dihasilkan dari komposter dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman pangan yang ada di halaman rumah peserta kegiatan.
“Kegiatan ini juga dirangkai dengan penanaman bibit sayuran di media yang telah disediakan Eco School Nusantara,” tambahnya.
UNU NTB menggandeng Eco School Nusantara sebagai mitra karena Eco School Nusantara merupakan creative learning hub yang fokus pada permasalahan lingkungan dan aktif melakukan edukasi kepada masyarakat berbagai lapisan di Desa Sengkol. “Pihak Eco School Nusantara merasa senang dapat berkolaborasi dengan UNU NTB dalam melakukan kegiatan ini,” jelasnya.
Para peserta merasa sangat senang dan beruntung dapat mengikuti kegiatan ini karena memperoleh banyak manfaat. Selain mendapatkan pengetahuan para peserta juga mendapatkan bekal masing masing berupa komposter, sekop kecil, bibit tanaman sayur, dan box untuk makanan. Peserta diharapkan mampu memulai kebun gizi sendiri di rumah masing masing sampai mengolah sampah dapur organik sendiri dengan menggunakan komposter yang telah diberikan. (*)