MATARAM – Transfer uang alias remittance yang dilakukan Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKI asal NTB dari negara tempat bekerjanya dalam satu bulan rata-rata mencapai 24 miliar. Jumlah tersebut tercatat Dinas Tenaga Kerja dam Transimigrasi NTB khusus bulan Februari 2022. Adapun di bulan Januari berjumlah Rp 23,9 miliar.
“Ya, memang remittance bulan Februari 2022 sebesar Rp 24 miliar lebih,” beber Kadisnakertrans NTB, I Gde Putu Ariyadi, kemarin.
PMI yang dimaksud tentunya dari berbagai negara tujuan seperti, negara Timur Tengah yaitu Uni Emirad Arab, Quait, Qatar dan Jordan. Sementara di kawasan Asia Pasifik seperti Korea, Malaysia, Brunai Darussalam, Filipina, Hongkong, Jepang/Tokyo dan Singapure. Gde mengatakan meski remittance itu tidak langsung masuk ke kas daerah namun tentu akan berdampak pada ekonomi daerah. Para PMI itu mengirim uang ke keluarganya, sehingga perputaran uang tersebut sehingga berdampak pada bergairahnya aktivitas ekonomi daerah.
“Ya (dampaknya) ke multiplier efeck, bukan ke kas daerah,” katanya.
Pemprov NTB menjadi provinsi ke empat terbesar di Indonesia yang mengirimkan PMI ke luar negeri. Remittance atau uang yang dikirim oleh PMI NTB yang ada di luar negeri itu mampu memberdayakan ekonomi daerah. Sehingga, pemberdayaan ekonomi produktif bagi PMI dan keluarganya sangat diperlukan. Agar kedepannya, dapur PMI yang tak lagi kembali ke rantauan masih bisa tetap mengepul.
Gde juga menjelaskan, banyaknya Remittance yang dikirim PMI harus dapat dikelola dengan baik. Hal tersebut memerlukan edukasi kepada PMI dan keluarganya.
“Remittance yang dikirim PMI NTB tiap bulan rata-rata 24-25 miliar. Ini yang harus dikelola dengan memberikan edukasi kepada PMI dan keluarganya,” ujar Gde.
Gde menambahkan, banyak PMI yang sukses membangun usahanya sendiri. Para PMI sukses ini yang akan menularkan ilmunya kepada PMI dan keluarganya yang lain melalui Pelatihan Pemberdayaan Ekonomi Pekerja Migran Indonesian (PIJAR).
Sementara itu, Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalillah berharap PMI dapat termotivasi untuk sukses berdaya di daerah sendiri. Oleh karena itu Pemprov pun bekerjasama dengan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) dan LSM lainnya mendorong agar PMI NTB dan keluarganya untuk berusaha dan berdaya di daerah sendiri melalui PIJAR.
“Kita Dorong agar berusaha di daerah sendiri,” ujar Rohmi terpisah.(jho)