Oleh: Muhammad Margasastra Habibi*
Tawakkol Karman, lahir pada 7 Februari 1979 di Taiz, Yaman, ia adalah seorang jurnalis, politisi, dan aktivis HAM yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam gerakan pro-demokrasi di Yaman.
Ia berasal dari keluarga yang terpelajar dan politis, ayahnya pernah menjabat sebagai menteri di pemerintahan Yaman. Tawakkol menempuh pendidikan di Universitas Sains dan Teknologi Yaman, di mana ia memperoleh gelar sarjana dalam bidang ilmu politik.
Sejak muda, ia telah menunjukkan minat yang besar terhadap isu-isu sosial, terutama yang berkaitan dengan hak asasi manusia dan kesetaraan gender.
Pada tahun 2005, Tawakkol mendirikan organisasi “Women Journalists Without Chains” (WJWC), yang bertujuan untuk mempromosikan kebebasan pers dan hak-hak perempuan di Yaman. Karman menjadi salah satu tokoh kunci dalam gerakan protes melawan rezim Presiden Ali Abdullah Saleh selama Arab Spring pada tahun 2011. Atas upayanya yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan perdamaian, demokrasi, dan hak-hak perempuan, ia dianugerahi Penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 2011, menjadikannya perempuan Arab pertama dan termuda yang menerima penghargaan tersebut.
Pendidikan bagi Perempuan sebagai Kunci untuk Mencapai Kesetaraan Gender
Tawakkol Karman adalah sosok yang gigih memperjuangkan kesetaraan gender dan hak asasi manusia, terutama di dunia Arab yang sering kali diwarnai oleh ketidakadilan sosial dan politik. Ia percaya bahwa perempuan memiliki peran penting dalam membangun masyarakat yang adil dan demokratis. Melalui organisasi WJWC, ia memberikan pelatihan dan dukungan kepada perempuan untuk terlibat dalam jurnalisme dan aktivisme, sehingga mereka dapat menyuarakan hak-hak mereka dan mengadvokasi perubahan sosial.
Karman juga menentang praktik-praktik diskriminatif terhadap perempuan, seperti pernikahan dini dan kekerasan domestik. Ia menegaskan bahwa Islam sejatinya menjunjung tinggi hak-hak perempuan, dan interpretasi yang keliru terhadap ajaran agama sering kali digunakan untuk membenarkan ketidakadilan.
Dalam pidato-pidatonya, ia kerap menekankan pentingnya pendidikan bagi perempuan sebagai kunci untuk memberdayakan mereka dan mencapai kesetaraan gender.
Dari Yaman untuk Dunia
Selain isu gender, Tawakkol Karman juga aktif dalam memperjuangkan hak asasi manusia secara umum. Ia menjadi salah satu pemimpin gerakan protes damai yang menuntut reformasi politik dan pengakhiran korupsi di Yaman. Meskipun menghadapi ancaman dan intimidasi, ia tetap teguh pada prinsip-prinsipnya, menunjukkan keberanian dan keteguhan yang menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.
Pemikiran dan perjuangan Tawakkol Karman tidak dapat dipisahkan dari konteks sosio-politik dan kultural Yaman serta dunia Arab secara umum. Yaman adalah negara dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, konflik internal yang berkepanjangan, dan sistem patriarki yang kuat.
Perempuan di Yaman sering kali menghadapi hambatan struktural dalam mengakses pendidikan, pekerjaan, dan partisipasi politik.
Selain itu, rezim otoriter yang berkuasa selama puluhan tahun di Yaman menciptakan lingkungan yang represif terhadap kebebasan berekspresi dan aktivisme.
Dalam konteks ini, Tawakkol Karman muncul sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakadilan. Ia menggunakan latar belakangnya sebagai seorang Muslimah untuk menantang narasi yang menyatakan bahwa Islam bertentangan dengan hak-hak perempuan dan demokrasi.
Karman juga memanfaatkan media dan teknologi untuk memperluas pengaruhnya. Melalui tulisan, pidato, dan aktivisme di media sosial, ia berhasil menarik perhatian internasional terhadap situasi di Yaman dan mendorong solidaritas global untuk perjuangannya. Hal ini menunjukkan bagaimana ia mampu mengadaptasi strategi perjuangan sesuai dengan perkembangan zaman.
Kesimpulan
Tawakkol Karman adalah sosok inspiratif yang telah mendobrak kemapanan gender dan memperjuangkan penegakan HAM di dunia Arab. Melalui aktivisme, jurnalisme, dan kepemimpinan politik, ia telah membuktikan bahwa perempuan dapat menjadi agen perubahan dalam masyarakat yang patriarki dan represif.
Pemikirannya yang progresif dan keberaniannya dalam menghadapi tantangan telah menginspirasi banyak orang, baik di Yaman maupun di seluruh dunia.
Perjuangan Karman juga mengingatkan kita bahwa Islam, ketika dipahami secara benar, dapat menjadi sumber inspirasi untuk keadilan dan kesetaraan. Ia adalah bukti nyata bahwa perjuangan untuk hak asasi manusia dan kesetaraan gender tidak hanya mungkin, tetapi juga penting untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan damai.
Referensi
1. Nobel Prize. (2011). Tawakkol Karman – Facts. Diakses dari https://www.nobelprize.org/prizes/peace/2011/karman/speedread/
2. Al Jazeera. (2011). Tawakkol Karman: The Mother of Yemen’s Revolution. Diakses dari https://www.aljazeera.com/news/2011/10/7/profile-tawakul-karman
3. BBC News. (2011). Profile: Tawakul Karman, Nobel Peace Prize winner. Diakses dari https://www.bbc.com/news/world-middle-east-15216473
4. Karman, T. (2012). The Struggle for Human Rights in Yemen. Diakses dari https://reliefweb.int/report/yemen/yemen-women-take-one-step-forward-two-back
5. Women Journalists Without Chains (WJWC). (2005). About Us. Diakses dari https://wjwc.org/about-us
6. Tawakkol Karman – Nobel Women’s Initiative. (2011). Diakses dari https://www.nobelwomensinitiative.org/tawakkolkarman
*Mahasiswa Pascasarjana UIN Mataram
Sangat menginspirasi 👏🏻