LOTENG- Kondisi SDN 2 Jelantik sungguh memprihatinkan. Karena keterbatasan sarana dan prasarana khususnya meja dan kursi, siswa belajar lesehan beralaskan tikar.
Kepala SDN 2 Jelantik, H Ahim mengatakan, jika ditanyakan terkait sarana prasarana di sekolah memang semua serba terbatas termasuk meja dan kursi banyak yang sudah rusak parah namun tetap dipakai karena tidak ada yang lain.
“Khusus untuk kelas IV meja dan kursi di sini sudah berapa kali kami perbaiki tapi itu tidak bertahan lama. Sehingga mau tidak mau untuk saat ini kita belajar bersila (lesehan) beralaskan tikar sambil menunggu ada bantuan dari dinas atau pihak terkait lainnya. Karena jika mengharapkan dana bos itu tidak seberapa karena jumlah murid di sini sedikit,” ucapnya di sela-sela kegiatan belajar mengajar, kemarin.
Di tengah kondisi ruang kelas yang biasanya ada meja dan kursi yang nyaman untuk belajar, sekarang siswa harus duduk di atas tikar. Tapi hal ini tidak menyurutkan semangat guru dan siswa untuk tidak menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik dan pelajar.
“Rata-rata semua kelas butuh mebelar baru karena kondisinya sudah waktunya diganti belum lagi papan tulis juga perlu diganti,” kata dia.
Diakuinya, memang di sekolah tempat Ia mangabdi banyak kekurangan, termasuk salah satu gedung ruang belajar butuh diperbaiki. Dimana plafon hampir jebol dan ditopang pakai bambu. Belum lagi ruang guru dan kepala sekolah dijadikan satu dengan perpustakaan sekolah karena tidak ada gedung yang lain.
“Bagaimana mau meningkatkan mutu jika sarana prasarana utama masih banyak yang kurang,” keluhnya.
Kondisi belajar dengan beralasan tikar ini memang baru-baru dialami. Akan tetapi jika kondisi ini tidak menjadi perhatian oleh pihak terkait, maka pihaknya akan mengupayakan untuk mencarikan solusi dengan jalan lain.
Di sisi lain, ia mengaku kagum terhadap peserta didiknya. Sebagai anak-anak bangsa yang tidak kehilangan semangat untuk belajar. Di sekolah tersebut hanya kelas mereka yang tidak memiliki bangku dan meja. Selebihnya yang lain memiliki fasilitas yang lengkap namun kondisinya juga butuh perbaikan atau pengantian.
“Di sini jumlah murid hanya 54 orang kalau diratakan masing-masing terisi 9 orang per kelas. Sehingga dana BOS yang kami terima untuk pengadaan mebelar tidak akan cukup. Karena jumlah siswa sedikit mungkin tidak menjadi masalah tapi ini kondisi ini tetap kami pikirkan mungkin kita akan perbaiki ulang,” tutupnya.
Sementara itu, Dinas Pendidikan Loteng belum memberikan komentar terkait hal ini. (cr-hza)