JHONI SUTANGGA/RADAR MANDALIKA Ali Usman Alkhairy

MATARAM – Nauvar Furqon Farinduan resmi dilantik menjadi Wakil Ketua DPRD NTB oleh Ketua Pengadilan Tinggi NTB, Achmad Setyo Pudjoharsoyo, Rabu kemarin. Farin diketahui menggantikan posisi Mori Hanafi untuk menduduki kursi Wakil Ketua I DPRD NTB itu. Ditengah dinamika yang terjadi antara Mori Hanafi dengan Gerindra termasuk isu banyak partai yang menginginkan Mori ditanggapi DPD Gerindra NTB.

 

Sekretaris DPD Gerindra NTB, Ali Usman Alkhairy mengatakan jika ada partai yang mendekati Mori yang kemudian membuat Mori sendiri memilih pindah partai merupakan hak konstitusional setiap orang.

 

“Kalau itu saya pikir hak konstitusiaonal, kami tidak bisa membatasi dan menghalangi, setiap orang punya kebebasan untuk memilih ke partai mana aspirasinya akan diserahkan. Semua kader partai memiliki tempat untuk mengabdi,” kata Ali.

Secara kepartaian Ali berharap Mori tidak mengambil sikap demikian (pindah). Ali meminta Mori bersikap bijak dalam merespons dinamika ini.

 

“Kami di partai gerindra tentu berharap beliau tidak melakukan itu,” katanya.

“Seperti yang sering beliau sampaikan bahwa beliau kader senior, kader lama, kader karatan beliau bisa memahami kondisi ini sebagai dinamika demokrasi di gerindra. Itulah politik, pasang surut,” sambungnya.

 

Terlepas dari itu, selaku unsur pimpinan DPD Gerindra NTB, Ali berterima kasih kepada partai lain yang telah menyukseskan acara pelantikan Nauvar Furqani Farinduan sebagai pimpinan DPRD NTB menggantikan Mori.

 

“Kami berterima kasih kepada ketua fraksi dan pimpinan partai lain,” kata Ali.

 

 

Menurutnya, proses pergantian pimpinan DPRD oleh partai politik merupakan hal yang lumrah. Proses biasa dalam organisasi politik.

Ali mengaku, tak ada kesalahan krusial yang dilakukan Mori terhadap partai. Partai Gerindra, kata Ali ingin memberikan ruang lebih luas kepada Mori Hanafi agar fokus memimpin KONI dan PSSI NTB.

 

“Kalau soal kesalahan tidak ada. Beliau adalah kader yang bagus dan baik,” terangnya.

Terkait belum adanya sikap Partai Gerindra perihal penentuan Mori Hanafi di AKD, Ali mengaku perlu mendengar secara langsung keinginan yang bersangkutan.

 

“Yang berangkutan sudah berapa kali kami undang di fraksi untuk mendiskusikan posisinya setelah kami ganti. Tapi beliau belum hadir,” sebut Ali.

 

Jika Mori terus menujukkan sikap demikian, pihak DPD Gerindra NTB mengaku akan mengambil sikap.

“Kami belum manyimpulkan memutus komunikasi, yang jelas kami terus mengundang,” katanya.

 

Ketua Fraksi Partai Gerindra di DPRD NTB, Sudirsah Sujanto menanggapi isu Mori yang mulai didekati sejumlah parpol. Sudirsah mengaku belum secara pasti menerima informasi tersebut.

 

Menurutnya, apapun keputusan politik Mori merupakan hak prerogatif yang tidak bisa diintervensi oleh siapapun.

 

“Diserahkan kepada beliau,” katanya.

 

Terkait potensi suara Gerindra tergerus di Dapil IV jika Mori Hanafi keluar, Sudirsah tak ingin berkomentar.”Ini belum terjadi. Yang jelas partai tidak ingin kader pergi begitu saja,” katanya.

 

Politisi kelahiran KLU itu juga menegaskan bahwa dinamika yang terjadi di internal Partai Gerindra dengan Mori merupakan hal yang biasa.

“Mori saja tidak pernah mempermasalahkan. Santai dengan kondisi ini. Kenapa kita yang kemudian heboh seolah-olah ini gempa bumi,” tegasnya.(jho)

 

 

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 322

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *