Kadis Pendidikan dan Arif / radarmandalika.id Budayaan r. H. Aidy Furqan, S.Pd., M.Pd Arif / radarmandalika.id

Mataram,- Polemik Sekolah ofline akibat dampak pandemi Covid-19 di Nusa Tenggara Barat, belum ada titik temu yang pasti terkait hal itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB. Dr. H. Aidy Furqan, S.Pd., M.Pd memberika tanggapan atas itu.
“Menyikapi perkembangan yang ada di Mataram pada minggu yang lalu, kita mengambil kebijakan untuk tetap tatap muka kelas akhir, 12 ya,” ungkapnya saat di wawancarai setelah melakukan pertemanan di kantor Gubernur pada, Senin 18/01/2021.
Adapun alasan kenapa sekolah dan kelas 12 di buka itupun karena kelas tersebut karena sudah mendekati ujian nasional, dan langkah ini diambil untuk menyelesaikan mata pelajaran yang ada.
” Kenapa, Tinggal sepuluh minggu dia belajar, setelah itu ujian. Untuk kelas 10 dan 11, atau kelas satu dan dua boleh dengan sistem simulasi. Bergilir, terutama kepada sekolah-sekolah besar yang jumlah muridnya di atas seribu,” ungkapnya.
Terkait rasio gerak zona di halamannya menjadi sangat sempit , hal Itu di bolehkan dengan sistem on off.
“Sistem shift boleh pagi dan sore, tapi kalau itu menjadi persoalan bagi pengaturan boleh sekali. Bisa kembali ke sistem simulasi, tapi kelas tiga masuk, karena untuk kelas tiga SMA maupun SMK dia tinggal 10 bulan menjadi minggu untuk nyelesaikan pembelajaran terutama praktikum-praktikum,” jelasnya.

Dr. H. Aidy Furqan, untuk lebih jelasnya mengatakan bahwa sistem pembelajaran online itu sebenar tidak di putus, namun ada stragegi dan metode yang di gunakan.
“Jadi sebenarnya online itu enggak kita putus. Kan dulu saya pernah sampaikan bahwa ada strategi yang kita pake, yang saya sebut dengan Bon tamu. Online, balance tetap buka. Jadi fifty-fifty. Nah, hanya karena SKB empat menteri mengisyaratkan boleh tetap buka, kita buka tetap buka,” jelasnya
Kendati demikian hal itu dinilai juga sebagai yang membuat sekolah SD, SMP, SMS mulai membuka sekolah.
“Ternyata SD SMP, Mataram, Lombok Barat, dan Kabupaten Kota yang lain juga mulai buka walaupun dengan sistem simulasi. Karena memang enggak cukup dengan online itu enggak, enggak, enggak, bagi anak-anak dan orang tua sudah mulai kewalahan. Kita harus juga bisa menyikapi untuk itu,” ungkapnya.
Sementara itu terkait dengan pelaksanaan dan sistem pada ujian mendatang Dr. H. Aidy Furqan, mendelaskan bahwa akan tetap ada ujian walaupun tidak ada ujian nasional l.
“Nah, ujian seperti kita ketahui bersama kan sejak 16 Maret d2020 yang lalu, Ujian Nasional kan dihapus. Sehingga tetap ada ujian tahun, yang disunnahkan oleh satuan pendidikan. Tetapi pusat masih melakukan pemetaan kualitas itu dengan assessment nasional,” jelaslnay
Aidy kembali menjelaskan bahwa assesmen itu hanya menggunakan sampel saja.
“Asesmen nasional ini hanya mengambil beberapa sampel anak per titik antara 40 sampai 50, kalau ndak salah persekolah. Yang diambil itu pun bukan kelas akhir. Tapi kelas tengah-tengah, kelas dua. Kalau SMP kelas dua. Kalau SD kelas empat, kelas lima. Diambil sample, hanya untuk pemeta saja, sehingga kelulusan, kriteria kelulusan, syarat kelulusan, nilai kelulusan full kewenangan sekolah.(rif)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *