MUHAMAD RIFA’I / RADAR MANDALIKA Purhandoko

LOTIM – Munculnya Tantero FC di Kecamatan Labuhan Haji Lombok Timur (Lotim), memantik reaksi negatif dari sejumlah pihak di Kelurahan Tanjung Kecamatan Labuhan Haji. Terlebih sejak Tantero FC dikukuhkan dan meluncurkan jersy melibatkan sponsor dan Asosiasi Kabupaten (Askab) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Lotim, belum lama ini. Sejumlah pihak menginginkan Tantero FC dibubarkan, sebab sudah ada Persata dan Persatuan Olahraga Teros (Porat).

Salah satu sumber melalui sambungan telepon yang namanya tak ingin disebutkan mengatakan, kehadiran Tantero FC itu mendapatkan penolakan warga. Menurutnya, kehadiran club Tantero FC, justru akan memecah belah persatuan warga setempat. Terlebih antara Tanjung dan Teros, sudah memiliki club masing-masing. “Kami khawatir, jika kehadiran Tantero FC ini, akan berimbas pada disharmonisasi berakibat pada keributan antar masyarakat Tanjung dan Teros,” klaimnya.

Sementara itu, ketua Tantero FC, Purhandoko, kepada awak media, di Labuhan Haji, menjelaskan, Tantero FC lahir diinisiasi dua tokoh sepak bola jebolan Persata. Disebabkan tersisih dari club Persata yang selama ini dirintisnya sekitar 20 tahun lalu. Apalagi sebelumnya, ia sendiri pernah menjadi ketua umum Persata. Setelah selesai jabatan seperti tak pernah nyambung dengan pengurus berikutnya. Selama kegiatan Persata pun sama sekali tak pernah dilibatkan. Padahal, Persata tanpanya dan sejumlah pentolan lainnya, tidak akan berjalan selama 20 tahun lebih.

“Statemen para pihak itu tidak lain menurut saya hanya statemen tendensius. Pernyataan itu lebih ke politik, tak ingin melihat Tantero FC maju. Padahal, dimana-mana dalam satu desa pun bisa mendirikan dua sampai tiga club bola,” jawabnya.

Tantero FC sendiri lanjutnya, mengakomodir sejumlah pemain tidak saja dari Tanjung dan Teros. Melainkan juga pemain luar asal Kelayu, Selong dan lainnya. Mereka memilih bergabung dengan Tantero FC, mungkin karena melihat prospek Tantero kedepan.

“Terus terang, didalam dua club ini mereka punya visi misi tersendiri. Demikian dengan Tantero FC, juga memiliki visi misi sendiri. Malah Tantero FC ini berkekuatan hukum tetap, sebab sudah memiliki akta notaris,” terangnya.

Masih kata Purhandoko, sejak awal berdirinya Tantero FC, riak-riak tidak ingin adanya Tantero ini sudah ada. Pihaknya pun pernah melakukan berbagai upaya, duduk bersama menyelesaikan persoalan tersebut. Terutama, penyelesaian melibatkan tokoh dari Tanjung dan Teros. Akan tetapi salah satu dari club tidak hadir dalam penyelesaian masalah tersebut.

“Kami tetap akan berupaya mendekati para pihak. Bagaimana pun, semua kepala dusun mendukung terbentuknya Tantero FC.  Kami sudah pernah melakukan klarifikasi kaitan pembentukan Tantero FC, tapi dari pihak Persata tidak hadir,” tegasnya.

Sementara itu, Camat Labuhan Haji, Muhir, juga menegaskan, club sepakbola sejatinya tidak berdiri dibawah naungan pemerintah. Club Persata dan Porat, pemahamannya selama ini merupakan milik pemerintah desa dan kelurahan secara struktural. Padahal, dalam peraturan perundang-undangan sudah jelas, tidak seorang pun dilarang mendirikan lembaga atau organisasi, kecuali orang tersebut mendirikan lembaga atau organisasi terlarang.

Artinya sambung Muhir, kalau pun ada penolakan atau keberatan atas berdirinya Tantero FC, baginya itu sesuatu hal wajar atau sah-sah saja. Namun yang jelas dari dokumen yang dilihatnya itu, Tantero FC telah terdaftar secara hukum.

“Saya rasa sah-sah saja kalau ada penolakan atau keberatan. Tapi, Tantero itu sudah berbadan hukum jelas. Tantero baru bisa dibubarkan, bila pengurusnya membubarkan diri atau dibubarkan oleh pemerintah dalam hal ini pengadilan,” tutup Muhir. (fa’i/r3)

V

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 625

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *