PRAYA – Dinas Kesehatan (Dikes) Lombok Tengah (Loteng) menerima laporan adanya satu warga asal Desa Labulia Kecamatan Jonggat yang suspek atau mengalami gejala seperti cacar monyet (monkeypox).

“Sudah kami rilis hari Senin, sudah kita beritakan dan masih diduga,” kata Kepala Dikes Loteng, Suardi.

Mengingat adanya satu warga Loteng yang terindikasi terpapar cacar monyet, pihaknya tentu selalu melakukan pemantauan, pergerakan dan antisipasi baik dari tim tenaga surveilans.

Adapun, sampel darah warga yang terindikasi terpapar cacar monyet itu sudah dikirim ke Surabaya untuk dilakukan observasi laboratorium. Saat ini pihaknya masih menunggu hasil lab tersebut.

“Mudah-mudahan saja gak positif,” harapnya.

Diungkapkan, warga yang suspek ini masih melakukan isolasi di rumah untuk meminimalisir kontak dengan orang lain. “Dan pihak keluarga yang rutin mengambilkan obat ke Puskesmas Ubung,” tambah Suardi.

Adapun, dari keluarga pasien telah dilakukan pemeriksaan dan tidak ada yang mengalami gejala seperti cacar monyet. Kendati demikian, pihaknya tetap melakukan kegiatan monitoring secara berkala terutama soal perkembangan penyakit dari pasien.

“Pasien sudah mulai membaik, suhu badannya juga sudah turun. Namun mengingat ini merupakam penyakit menular yang dikarenakan virus dan parasit maka penting antisipasi. Kemudian juga di Labulia kan gak ada monyet, pasien juga tidak pernah bepergian ke wilayah endemik monkeypox, atau kontak lansung dengan monyet,” terangnya.

Sementara dalam rilis resmi per tanggal 8 November 2023, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. H Lalu Hamzi Fikri menyampaikan laporan suspek monkeypox di Lombok Tengah.

Yang mana, Dinas Kesehatan Provinsi NTB menerima laporan suspek Monkey Pox di Kabupaten Lombok Tengah dengan kronologis yaitu, pada hari Sabtu, 21 Oktober 2023, pasien yang merupakan seorang wanita berusia 22 tahun mengeluh bengkak di bibir. Lalu pada hari Minggu, 22 Oktober keluar cairan bening walau tidak dirasakan nyeri tetapi terasa keras di bagian yang terkena luka.

Senin pagi, 23 Oktober, pasien berobat ke Puskesmas Ubung. Pada Rabu, 25 Oktober, pasien datang kontrol ke Puskesmas Ubung dan kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Patut Patuh Patju Gerung Kabupaten Lombok Barat. Di Rumah Sakit tersebut pasien diberikan obat-obatan dan lukanya dibersihkan. Lukanya pun mulai mengering.

Setelah itu pasien pulang dari Rumah Sakit namun merasa sesak, keluar bintik-bintik merah di punggung, lengan, kaki dan bibir. Senin, 30 Oktober, pasien kontrol lagi di Rumah Sakit Patut Patuh Patju. Pasien pun disarankan untuk dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB, tetapi keluarga pasien memilih isolasi mandiri.

Kondisi pasien pada Rabu, 8 November, sudah membaik (sehat). Lesi sudah mengering dan saat ini sedang isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan puskesmas.

Terkait itu, Dinas Kesehatan Provinsi NTB melakukan berbagai upaya antara lain dengan memaksimalkan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah dan Puskesamas Ubung, melakukan tatalaksana kasus dengan pengobatan simptomatik, memantau perkembangan kasus penderita, melakukan komunikasi risiko pada penderita agar tidak banyak kontak dengan orang lain dan tertib melakukan isolasi.

Kemudian melakuan pemantauan atau surveilans ketat pada wilayah puskesmas, meningkatkan kewaspadaan dan deteksi dini kasus MPOX di semua wilayah Kabupaten/Kota, serta penyiapan alat pengambilan specimen (VTM).

Pengambilan sampel telah dilakukan dan saat ini spesimen telah dikirim ke pusat dan sedang menunggu hasil apakah terkonfirmasi positif monkeypox atau tidak. (tim)

100% LikesVS
0% Dislikes
Post Views : 290

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *