GARIS: Salah satu ruangan di Rumah Bragadir Isco di Desa Jembatan Gantung Kecamatan Lembar dipasangi garis polisi, Jumat (29/8). (WINDY DHARMA/RADAR MANDALIKA)

LOBAR—Garis Polisi terpasang di salah satu ruangan rumah Brigadir Esco Faska Rely di Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar. Ruangan yang masih dalam satu deret dari kediaaman sang polisi itu berada di belakang. Rak sepatu dan sepatu berantakan di depan ruangan itu. Didepan ruangan itu terdapat Perugak.

Berjarak sekitar 15 meter dari rumah itu tempat penemuan mayat brigadir Esco juga masih terpasang garis polisi.

Berdasarkan pantaun media, kondisi rumah Esco pasca kejadian itu terlihat sepi. Hingga kini mesteri kematian sang polisi masih menjadi tanda tanya. Setelah hasil otopsi jenasah, ditemukan tanda penganiayaan di tubuh korban.

Sebelumnya jenasah esco ditemukan dengan posisi mengantung dipohon yang berada di tanah lereng bukit. Kepolisian masih menyelidiki penyebab kematian Brigadir Esco. Tim gabungan antara Polres Lobar dan Polda NTB pun telah dibentuk.
Warga setempat bahkan mengungkapkan pihak kepolisian sempat turun ke lokasi kejadian itu membawa anjing pelajak.

“Sekitar hari Rabu atau Kamis itu,” ungkap Ani Warga setempat, Jumat (29/8).

Didampingi sang suami, Ani mengaku baru mengetahui kejadian penemuan itu saat warga ramai. Sejak beberapa hari sebelumnya ia tidak pernah mencium bau apapun. Bahkan ia memang jarang keluar rumah.

“Di sini memang agak sepi, tapi bisanya kalau ada ayam hilang pasti warga nyarinya ke sini,” beber Sofyan.

Warga mengenal Esco sebagai pribadi baik dan rajin beribadah. Bahkan begitu ramah kepada siapa saja.

Sementara itu pihak Polres Lobar hingga kini belum memberikan keterangan perkembangan lebih lanjut atas penangan kasus ini. Sejauh ini pihak Polda NTB yang lebih aktif memberikan pernyataan penanganan kasus kematian brigadir Esco.

Disejumlah media Dir Reskrimum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat memberikan keterangan bahwa dugaan kuat di balik kematian Brigadir Esco adanya penganiayaan mengakibatkan orang meninggal dunia.

Saat ini, tim gabungan Polres Lombok Barat dan Polda NTB juga sedang mendalami informasi dari handphone milik anggota Polri yang bertugas di Lombok Barat tersebut. Hasil pengecekan handphone itu nantinya akan disesuaikan dengan keterangan saksi-saksi.

Selain memeriksa handphone dengan berkoodinasi dengan Bareskrim Mabes Polri, kepolisian juga menurunkan anjing pelacak untuk mencari bukti lain.

“Kita akan maksimal. Karena kasus ini dapat atensi publik. Semoga apa yng kita lakukan ini bisa mendapatkan titik terang. Mohon waktu untuk bisa mengungkap ini. Tapi yakinlah kita akan maksimal. Polres dan Polda akan berusaha,” ungkapnya. (win)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *