PRAYA – Diam-diam Dandim 1620 Lombok Tengah, Letkol Inf I Putu Tangkas Wiratawan sudah menerima informasi yang terjadi di Desa Pagutan, Kecamatan Batukliang. Khususnya dalam pembangunan rumah tahan gempa (RTG) yang tengah bergejolak.
Kata dandim, baik soal dugaan marak up harga material termasuk polemic Kades Pagutan dan kelompok masyarakat (Pokmas). Sebagai pengawas RTG, Dandim pun sudah meminta bawahan turun mencari tahu kondisi di lapangan.
“Sudah kita suru cek,” katanya kepada media, Kamis kemarin.
Di tengah polemic ini, dandim tetap mengingatkan masyarakat supaya bagaimana melakukan pekerjaan dan pengelolaan bantuan sesuainya pada tupoksinya. Begitu juga diingatkan para aplikator dan fasilitator di lapangan.
“Segera turun ke lapangan,” janjinya.
“Kemarin juga sebelumnya kami sudah ada tanggapan kades, Bhabinkamtibmas, dan Bhabinsa Desa Pagutan dan sudah mengkonfirmasi,” terang singkat dandim.
Rabu kemarin, Kades Pagutan Subandi juga pernah bicara. Dia justru menuding oknum anggota Pokmas yang menjual material bangunan.
Tak main-main, kades juga menyebutkan oknum anggota Pokmas yang diduga mark up harga material. Kades juga menepis semua tudingan warga yang diarahkan kepada dirinya.
Kades menerangkan, dengan adanya tudingan penunjukan UD oleh kades dan bhabinkamtibmas dijelaskan itu tidak benar. “Bilahari kami menyarankan usai pembentukan pokmas diarahkan supaya berbelanja di toko bangunan terdekat dari beberapa lokasi toko yang di survei, dan mereka sendiri yang putuskan lokasi berbelanja,” klit kades saat dimintai hak jawab.
Kades membongkar, adapun kemudian anggota pokmas atas nama Ayik yang sempat mengeluhkan soal ini, pihaknya menduga yang melakukan penjualan material tersebut toko bangunan lain di luar Desa Pagutan. Adapun persoalan yang terjadi saat ini, pihaknya sangat menyayangkan kepada penerima bantuan RTG yang kemudian di salah pergunakan dan dijual kembali mengingat itu merupakan prilaku melanggar hukum dan bisa dijerat pidana.
“Kalau saya terlibat silakan laporkan saya,” tantangnya tegas.(tim)