PRAYA – Kenaikan biaya jamaah haji tahun 2023 yang diusulkan Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia dikeluhkan para calon jamaah. Pasalnya, rencana kenaikan hingga Rp 69,1 juta dinilai terlalu memberatkan.
Salah seorang calon jamaah haji, Rusnan menjelaskan jika kenaikan biaya keberangkatan haji yang diusulkan Kemang sangat memberatkan masyarakat. Hal ini lantaran angka kenaikan yang cukup fantastis sedangkan penghasilannya setiap tahun tidak sebanding dengan kenaikan biaya perjalanan haji yang di usulkan tersebut.
“Saya belum tahu kapan akan berangkat, namun kalau melihat kenaikan ini sangat memberatkan, kami yang sebagai petani harus cari uang di mana dengan jumlah tersebut,” ungkapnya saat di temui di Bandara Internasional Lombok (BIL), Lombok Tengah, kemarin.
Pasalnya, kenaikan biaya haji tersebut dikatakannya tiga kali lipat dari jumlah tabungan haji yang sudah dia setor saat ini. Padahal untuk bisa mengumpulkan uang setoran haji tersebut, dirinya harus bekerja ekstra demi hajatnya untuk bisa berkunjung ke Baitullah.
Kekhawatiran lain yang ia dirasakan, sebagai calon haji yang belum mengetahui tahun keberangkatannya tidak bisa memprediksi kenaikan biaya pada tahun selanjutnya. Sebab jika berkaca pada usulan kenaikan tahun ini tentu akan berdampak pada pembengkakan biaya pada tahun-tahun berikutnya.
“Bayangkan kalau sekarang sudah di angka Rp. 96 juta, bagaimana kalau 5 sampai 10 tahun ke depan,” sebutnya.
Bahkan, karena belum pastinya daftar tunggu bagi dirinya, ia memilih untuk melaksanakan ibadah umroh terlebih dahulu sembari menunggu pembaruan informasi terkait ibadah haji yang telah ia daftarkan.
“Saya daftar sudah lama tapi belum dapat kepastian waktu keberangkatan, makanya saya umroh saja dulu ini,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Sahirun. Tidak adanya pemberangkatan jamaah haji pada masa pandemi membuat dirinya harus menunggu hingga tahun 2025 untuk bisa menunaikan ibadah haji. Namun dengan rencana kenaikan biaya haji tersebut ungkapnya sangat menyulitkan sebab dirinya sebagai petani akan sangat sulit mengumpulkan uang dalam jumlah tersebut dalam waktu singkat.
“Saya sudah dapat kursi dan berangkat tahun 2025, kita tidak tahu mau cari uang di mana untuk bisa mengumpulkan sejumlah itu, padahal kita hanya sebagai petani,” ujarnya.
Dimana, angka Rp 96 juta ini sebutnya dua kali lipat dari jumlah dana haji yang telah disetor saat ini. Padahal dirinya bisa mengumpulkan setoran tersebut dengan pembayaran setiap tahun.
Sebagai calon jamaah haji dari kalangan masyarakat menengah, dirinya berharap rencana kenaikan ongkos haji tersebut dapat dipertimbangkan pemerintah dengan baik. Kenaikan sebutnya menjadi hal yang wajar. Hanya saja, nominal kenaikan harus terukur agar jamaah bisa memperkirakan kebutuhannya setiap tahun.
“Semoga pemerintah ada tindakan yang pro masyarakat seperti kami, wajar dia naik tetapi persentasenya terhitung sehingga tidak melonjak seperti usulan ini,” harapnya.
Untuk diketahui kenaikan tarif haji yang diusulkan Kemenag RI pada tahun ini dua kali lipat dari biaya haji sebelumnya yang berjumlah sekitar Rp 39,8 juta menjadi Rp 69,19 juta. (ndi)