HAZA/RADAR MANDALIKA WARGA: Warga Desa Ketara saat mendatangi SMAN 2 Praya, kemarin.

PRAYA- Puluhan warga Desa Ketara, Kecamatan Pujut mendatangi SMAN 2 Praya, kemarin.

Kedatangan warga ini untuk mempertanyakan terkait kasus pengeroyokan keluarganya yang merupakan pelajar SMAN 4 Praya hingga terluka parah. Pengeroyokan terjadi di Lingkungan Kemulah, Kelurahan Panji Sari, Senin (1/8) sore.

Informasi yang diterima koran ini, pengeroyokan diduga dilakukan oknum-oknum (preman) yang saat ini sedang ditelusuri kebenarannya.

Menurut pengakuan dari keluarga korban, kejadian bermula dari perkelahian antar pelajar SMAN 2 Praya. Dari kejadian itu salah satu yang berseteru mengundang keluarganya (korban) yang bersekolah di SMAN 4 Praya untuk datang ke SMAN 2 Praya. Yang mana kebetulan ada anak dari Desa Ketara ikut terlibat disitulah awal mula timbul konflik.

“Kami bersama masyarakat datang ke SMAN 2 Praya untuk meminta aparat mencari tahu siapa pelakunya. Karena pada saat kejadian tidak ada yang menggunakan seragam sekolah kita duga ini pasti ada kaitannya dengan konflik yang terjadi. Sementara yang menjadi korban adalah anak kami yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah sebelumnya. Yang kebetulan memakai seragam SMAN 4 Praya dan langsung dikejar dan dipukul oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab sampai terluka parah,” ujar Kades Ketara, Lalu Buntaran pada Radar Mandalika, kemarin.

Ia menuturkan, pelaku diperkirakan berjumlah 20 orang lebih dan itu sekarang sedang diusut oleh aparat kepolisian.

Sementara Waka Kesiswaan SMAN 2 Praya, M Mustanadi mengatakan, tidak mengetahui secara pasti kronologisnya seperti apa. Intinya kejadian di luar jam sekolah tepatnya pada Senin (1/8) sore.

“Kasus ini sedang kita sama-sama gali apakah benar ada keterlibatan anak kami dalam kejadian ini. Jika benar terbukti anak kami melakukan pemukulan, pihak sekolah siap memberikan saksi yang berat,” ucapnya.

Pihak sekolah dan pihak keluarga korban dari Desa Ketara lanjutnya sedang menunggu hasil penyelidikan kasus ini oleh aparat kepolisian.

Sementara itu, Wakapolres Lombok Tengah, Ketut Tamiana menjelaskan, kasus ini akan segera diselesaikan secepatnya. Pihaknya akan melakukan penanganan dan pengamanan secara ketat di titik tertentu untuk berjaga-jaga.

“Pelakunya kami masih didalami sesuai dengan keterangan para saksi,” ucapnya.

 

Sementara, pihak kepolisian Polres Lombok Tengah masih mendalami siapa otak di balik tawuran itu.

“Tawuran antar siswa SMAN 2 Praya ini masih kita dalami meskipun belum ada laporan yang masuk,” ungkap Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah, IPTU Redho Rizki Pratama, Rabu kemarin.

 

Kasat mengatakan, bersama anggota saat ini sedang melakukan pemeriksaan dan pendalaman terhadap kronologis kejadiannya.

“Anggota kami masih di lapangan mencari informasi dan melakukan pendalaman,” terangnya.

 

Selain itu, anggota juga mencari dan memintai keterangan para saksi di TKP agar informasi A1 yang diperoleh. Kemudian selanjutnya melakukan imbauan ke desa masing-masing untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.

“Supaya menjaga tetap kondusif dengan para keluarga, tokoh dan kepala desa,” katanya.

“Tidak ada korban jiwa sih sementara ini,” sambungnya.(tim/aza)

 

 

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 411

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *