LOBAR—Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Lombok Barat (Lobar) 2024 nampaknya sudah menarik perhatian beberapa pengamat politik. Salah satu pengamat politik yang juga Ketua Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (PusDeK) UIN Mataram Prof. Kadri melihat ada keseruan dalam politik Lobar. Ia menyoroti salah satu bakal calon yang berpotensi adalah Wakil Ketua DPRD NTB Nauvar F Farinduan.
Menurut pengamatan profesor itu, ada dua faktor yang menjadikan Farin cukup kuat untuk saat ini. Salah satunya karena pria asal Dasan Tapen Gerung itu pernah maju dalam Pilkada Lobar 2018 lalu. Meski saat itu tak meraih kemenangan, dengah perolehan suara sekitar 32,95 persen. Namun untuk sosok yang baru terjun di dunia politik angka itu terbilang tinggi. Bahkan saat mengikuti Pemilihan Legislatif 2019 lalu melalui Partai Gerindra dengan jumlah suara yang terbilang besar mengantarkan putra Zaini Arony itu duduk di kursi DPRD NTB. Hingga kini Farin menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD NTB.
“Nama Farin tidak asing bagi warga Lombok Barat. Keikutsertaannya dalam Pilkada tahun 2018 dengan perolehan suara 32,95% dan dalam Pemilu legislatif 2019 yang berhasil mengantarnya ke gedung DPRD NTB adalah fakta politik yang mengindikasikan tingginya popularitas dan elektabilitasnya di Lombok Barat,” ungkap Prof. Kadri, Rabu (21/6).
Faktor lain yang disebut Guru Besar Ilmu Komunikasi UIN Mataram itu berkontribusi bagi kesuksesan Farin dalam Pilkada mendatang, yakni H. Zaini Arony sebagai bapak sekaligus guru politiknya. Tak kalah penting ketepatan dalam memilih calon wakilnya. “Zaini Arony efek masih kuat dalam Pilkada Lombok Barat karena jasa dan pengabdiannya selama menjadi Bupati masih dikenang oleh masyarakat. Terlebih ia memiliki basis massa militan yang besar,” terangnya.
Lantas seperti apa kriteria calon Wakil Bupati bagi Farin? Prof Kadri menekankan pentingnya pertimbangan geopolitik dan elektabilitas figur calon wakil bagi Farin. “Farin berasal dari wilayah selatan Lombok Barat, maka harus mencari calon wakil yang berasal dari wilayah utara seperti Kecamatan Gunungsari dan Batulayar atau wilayah tengah seperti Kecamatan Narmada dan Lingsar yang memiliki elektabilitas tinggi yang dibuktikan dengan keterpilihannya dalam kontestasi politik,” katanya.
Ketepatan dalam memilih wakil akan sangat berdampak kepada kemenangan Farin. Terlebih pada Pilkada 2024 tanpa incumbent. Tentunya Pilkada tanpa incumbent akan mempermudah jalan bagi Farin dalam memenangkan Pilkada. “Akan tetapi Farin harus mampu berkontribusi terlebih dahulu dalam memenangkan Partai Gerindra di Lombok Barat pada Pemilu legislatif Februari 2024 mendatang agar keinginannya untuk menjadi Lombok Barat 1 bisa mulus,” pungkasnya.(win)