MATARAM-Gedung Baru UIN Mataram dipersoalkan. Pasalnya, mahasiswa UIN Mataram yang tergabung dalam aliansi mahasiswa UIN menutut fasilitas kampus yang dinilai tidak merata dirasakan mahasiswa.
Koordinator Umum (Kordum) Aliansi mahasiswa UIN Bergerak, Muhardi menilai pihak kampus memberikan pembagian fasilitas tidak merata pada tap-tiap fakultas.
“Contohnya Fakultas Tarbiyah dan Dakwah mereka mendapatkan fasilitas yang tidak layak karna masih banyak kekurangan kursi. Lebihnya parahnya lagi fakultas tarbiyah tidak ada kursi,” tegasnya dalam orasi, kemarin.
Sisi lain, Muhardi menyoroti fakultas usluhudin yang namanya ada sejak tahun 2017 tetapi gedung perkuliahnnya belum terlihat sampai sekarang dan dititip proses perkuliahanya di gedung pasca sarjana bersama jurusan Tadris Bahasa Inggris (TBI) dari fakultas tarbiyah karna kurang nya infrastruktur. Akan tetapi berbanding terbalik dengan Fakultas Ekonomi Syari’ah mendapat perlakuan yang cukup mewah layaknya hotel dengan fasilitas yang memadai.
“Kerap kali muncul kecemburuan sosial di antara mahasiswa atas perlakuan birokrasi yang timpang, bahkan kami menganggap ini adalah permasalahan yang serius yang harus segera diselesaikan oleh birokrasi UIN Mataram,” keluhnya.
Ia juga meminta pihak kampus harus terbuka kepada mahasiswa. Sesuai amanat konstitusi yang tertuang di dalam UU PT No 12 tahun 2012 pasal 63 tentang Otonomi pengelolaan Perguruan Tinggi dilaksanakan dengan berprinsip transparasi. Berari setiap lembaga pendidikan tinggi yang menerima anggaran dari negara baik APBN maupun APBD harus membuka akses kepada masyarakat terkhusus mahasiswa yang sebagai subjek di dalam perguruan tinggi itu.
“Kami meminta pengadaan fasilitas yang memadai di fakultas tarbiyah dan dakwah. Selanjutbya pengadaan gedung fakultas usluhudin. Mewujudkan demokrasi di kampus UIN Mataram dan adanya keterbukaan informasi publik dari pihak kampus,” pintanya.
Menanggapi hal itu, Wakil rektor III bidang kemahasiswaan dan kerjasama UIN Mataram, Dr Nurul Yaqin mengapresiasi penyampain tuntutan mahasiswa. Sebab sebelum sudah melakukan audiensi dengan pihak kampus, pengawas dan pihak dari Pekerjaan Umum (PU) untuk menjelaskan kemahaiswa. Kemudian Fakultas Tarbiyah yang dipersoalkan tidak memimiki kursi pada saat hari pertama perkuliahan disebabkan hari itu sedang pengangkutan kursi.
“Kan sudah direhab jadinya fasilitas belum lengkap,” tepisnya.
Sisi lain, kata Nurul mengenai pengadaan AC, meja dan kebutuhannya lainnya harus sesuai aturan. Tidak bisa langsung begitu saja.
“Mahasiswa gak tau prosesnya, semuanya melalui tender. Mahasiswa kira uang ada langsung beli,” keluhnya.
Nurul juga menerangkan, terkait fakultas ushuluddin yang dinilai tidak memiliki ruangan. Ketika dalam pengadaan gedung waktu itu fakuktas ushuluddin belum ada. Solusinya menempati ruangan pasca sarjana dan perkuliahan pascasarjana di kampus lama jalan pendidikan no 35 Mataram.
“Mahasiswa minta nama gedung pasca sarjana yang mereka tempat dirubah menjadi fakultas ushuluddin, gak bisa begitu sajan kan belum serah terima gedung,” jelasnya.
Ia juga menghimbau untuk mahasiswa UIN Mataram menjaga dan merawat fasilitas gedung dan seluruh isinya. Sebab sering ditemukan adanya unggahan foto mahasiswa fofo ditoilet dan naik diwesatef. Hal ini tentu akan merusaknya. Tidak hanya itu, adanya ditemukan mahasiswa foto naik di atas meja dan hal ini tidak sesuai dengan etika.
“Saya akan cari mahasiswa itu,” ancamnya.
Saat ditanya mengenai apakah adanya kenaikan SPP mahasiswa mengingat gedung kampus baru UIN Mataram yang mentereng. Pihaknya tidak ingin berkomentar terlalu jauh.
“Naik atau tidak kita tunggu dari pusat. Saya sih mau bebas SPP kan mereka mahasiswa saya,” sentilnya. (ton)
Febi jg kuliahnya masih lesehan kok, tp kami ttp sabar ikhlas dan sllu menerima. Krn kami paham, semua butuh proses.