Hidup dari Hasil Jual Sayur Keliling
Perjalanan hidup masing-masing manusia tidak ada yang tahu. Termasuk Nur, 40 tahun warga Kelurahan Prapen, Kecamatan Praya. Saat ini, begitu berat perjalanan hidup dijalankan. Di tengah mengalami cacat fisik, Nur harus mampu menghidupi tiga orang anak yatim.
KHOTIM – LOMBOK TENGAH
NUR kini berusia 40 tahun, dia warga RT 01 Lingkungan Kulakagik Kelurahan Prapen, Kecamatan Praya. Sejak lama, ia hidup bersama dengan tiga orang anaknya. Sebab, sang suami sudah lama meninggal dunia.
Nur ditemui di acara Rahman Rahim Day diselenggarakan Pemkab Lombok Tengah terlihat sangat senang, ia juga mendapatkan nasi bungkus, snack kotak dan sejumlah uang santunan di acara tersebut berlangsung di halaman Masjid Agung.
“Saya punya tiga orang anak, paling kecil usianya 2,3 tahun nama Amira, kemudian kedua usia 9 tahun Sabila dan anak saya paling besar 13 tahun. Ketiganya perempuan,” katanya kepada Radarmandalika.id., Senin kemarin.
“Bapaknya sudah 3 tahun meninggal karena saki,” sambungnya.
Nur yang tinggal bersama ketiga putrinya, dia sendiri berjuang mencari rizki guna menghidupi anak-anaknya. Selama ini, ia berjuang mencari rupiah melalui jual sayur keliling kampung.
“Ya hasilnya tidak menentu dalam berjualan, modal Rp 200-300 ribu kadang laku dan ada juga yang tidak laku terjual,” ungkapnya.
Nur mengatakan sempat diberikan bantuan dengan kereta dorong roda satu (arco, red) oleh komunitas sosial TAC untuk berjualan sayur. Untuk bantuan dari pemerintah hingga saat ini belum pernah dia terima. Hanya baru di acara santuanan yatim Rahman Rahim day saja saya dapatkan begini,” katanya.
Nur berharap mendapatkan uluran dan bantuan pemerintah apapun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang serba pas-pasan.(*)