LOBAR – Sudah setahun kejadian longsor proyek penataan Senggigi, Lombok Barat. Sayangnya sampai sekarang kasus yang ditangani Polres Lombok Barat (Lobar) tidak jelas kelanjutannya. Penanganannya masih stagnan.
Seperti diketahui proyek penataan atau revitalisasi Senggigi yang dilakukan Pemkab Lobar rampung pada akhir Desember 2020 lalu. Belum sebulan dinikmati masyarakat, longsor pertama terjadi pada 31 Januari 2021 pada titik Senggigi View Sheraton. Selang beberapa hari tepatnya 6 Februari 2021 longsor kedua terjadi di titik rest area tanjakan Alberto. Pada titik ini kerusakan begitu parah hingga setengah badan jalan rusak. Selang dua pekan, 22 Februari 2021 longsor pada titik penataan Sunset Dream Point di atas Pasifik. Meski pihak Polres Lobar sudah melibatkan tim ahli dari salah satu universitas di Surabaya untuk melakukan pengecekan fisik bangunan, namun hasilnya belum dipublish. Bahkan dugaan adanya kerugian negara pun pernah mencuat. Sayangnya hingga kini kasus itu tak ada kabarnya lagi.
Aliansi Pemuda dan Masyarakat Batulayar pun mendesak aparat penegak hukum untuk segera menuntaskan dugaan kasus longsor itu. “Kalau stagnan (penangananya) kami akan turun bersama teman-teman LSM Lombok Barat untuk menekan pihak Polres Lobar yang menangani kasus ini agar bisa segera dituntaskan,” ujar Pembina Aliansi Pemuda Masyarakat Batulayar, Zulfan Hadi yang dikonfirmasi, Kamis (3/2).
Pihaknya masih memberikan batas waktu kepada pihak Polres Lobar untuk menyelesaikan dugaan kasus itu sebelum pelaksanaan MotoGP Maret mendatang. Sebab sebelumnya pihaknya memaklumi adanya pergantian Kapolres. “Sekarang kita lihat beberapa bulan setelah pergantian kapolres ini. Kalau sampai bulan Maret tidak ada kejelasan maka kita akan datang ke sana (Polres), bukan atas nama aliansi pemuda dan masyarakat Batulayar tetapi atas nama LSM,” tegasnya.
Bukan tanpa alasan mengapa pihaknya begitu ingin mengetahui kejelasan kasus itu. Selain karena ini berkaitan dengan anggaran daerah yang bersumber dari dana pinjaman, juga karena menyangkut fasilitas umum bagi masyarakat. Terlebih warga setempat sangat merasakan dampak persoalan yang tak kunjung tuntas itu.
“Pada intinya kami masyarakat Batulayar meminta segera permasalahan di Senggigi itu diselesaikan secepatnya. Mengingat sebentar lagi MotoGP sebentar lagi,” imbuhnya.
Tak hanya itu pihaknya juga meminta penanganan perbaikan kerusakan revitalisasi Senggigi yang menelan anggaran miliaran rupiah itu segera tuntas. Tak terkecuali lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) yang kini banyak mati. “Kami sebenarnya punya wacana ketika diskusi dengan pak bupati, kami minta kepada Dinas Pariwisata untuk menyusun program kelanjutan revitalisasi Senggigi itu, tapi sampai dengan saat ini kami belum dapat jawaban,” pungkasnya.
Sementara itu berdasarkan pantauan media ini, perbaikan talud jalan dan jalan yang rusak akibat longsor di tiga titik itu sudah rampung dikerjakan oleh Balai Pemeliharaan Jalan Nasional (BPJN) NTB. Menurut Pemerintah Desa (Pemdes) Senggigi perbaikannya sudah selesai tinggal finishing untuk perbaikan penataan yang dilakukan Pemkab Lobar.
“Di Pasific hampir selesai. Tinggal penataannya seperti sediakala, seperti sebelum longsor, itu yang kita harapkan,” ujar Kepala Desa Senggigi, Mastur.
Pihak pelaksanaan proyek pun diminta agar bisa segera menyelesaikan penataan kawasan Senggigi itu seperti semula. Sedangkan terkait dengan kasus hukum atas longsor itu, Mastur menyerahkan sepenuhnya penanganannya kepada pihak penegak hukum. “Karena memang bukan ranah kita untuk masalah itu (dugaan kasus), kalau memang itu ada indikasi melanggar hukum silahkan APH menindak lanjuti. Kalau tidak ada indikasi APH juga diharapkan memberikan status kejelasan hukumnya, biar masyarakat tidak ambigu terhadap situasi seperti ini,” pungkasnya. (win)