PRAYA – Pengganti lapangan Desa Sengkol yang dimanfaatkan sebagai lokasi Rumah Sakit Inyernasional Mandalika dinilai belum ada kepastian. Hal ini lantaran lahan yang digadang-gadang pemda sebagai lokasi pengganti sampai saat ini belum ada tindak lanjut dan pemberitahuan secara terulis. Baik kepada pemerintah desa maupun terhadap pemuda setempat.
Ketua Karang Taruna Tunas Muda Desa Sengkol, Mavi Adiek Garlosa menjelaskan, pihaknya akan bersurat kepada Direktur RS Internasional Mandalika untuk mengosongkan rumah sakit tersebut jika sebelum 28 September pihaknya belum mendapat kepastian.
“ Jika tidak ada tindak lanjut dari Pemda maka kami akan segel RS Internasional ini. Kami butuh lapangan pengganti bukan lahan,” tegasnya pada Radar Mandalika, kemarin.
Dia juga menyinggung soal janji dari Camat Pujut, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) dan Dinas Perkim (Rahadian) bahwa dalam jangka waktu tiga minggu efektif lapangan pengganti sudah ada kepastian.
Lebih lanjut desakan ini jelasnya, disebabkan atas muaknya para pemuda dengan janji dari pemda yang dijanjikan secara lisan maupun tertulis bahwa lapangan pengganti sudah ada sebelum rumah sakit dibangun. Selain itu, lahan yang diminta pemuda saat ini sebutnya merupakan tanah masyarakat sengkol yang dihibahkan untuk warga setempat sebagai tempat berolahraga.
“Namun kami hanya dijanjikan, kami sudah bosan dengan janji- jani manis. Kami butuh action-nya sekarang,” tegasnya.
Pihaknya juga mengaku sudah membahas teknis penyegelan yang akan dilakukan pada 28 September mendatang jika lapangan tersebut tak kunjung ada kepastian.
“Sekitar 30 orang tadi dari anggota karang taruna, kita bahas teknis besok tanggal 20 September,” jelasnya.
Sementara itu, Sekdes Sengkol Kecamatan Pujut, Satria Wijaya yang dikonfirmasi Radar Mandalika membenarkan adanya puluhan pemuda yang sudah sepakat dengan keputusan untuk penyegelan tersebut. Selaku pemdes dia mengaku medukung sikap pemuda setempat. Pasalnya dia juga merasa dibohongi oleh sikap pemerintah daerah yang sampai saat ini belum ada kepastian.
“ Saya sudah capek sekali, semua yang dijanjikan omong kosong,” tegasnya.
Dia merasa dibohongi dengan sikap pemda selama ini yang terus mengubar janji di tengah masyarakatnya. Namun realisasi dari janji- janji tersebut sampai saat ini masih belum ada.
Berkaitan dengan adanya lapangan penganti di depan Bulog Sengkol, dia menjelaskan hal itu juga belum ada kepastian. Sebab sampai saat ini masih belum ada surat resmi yang diterima pihak pemdes.
“ Itu hanya omong saja, pemdes belum menerima surat,” jelas Amaq Zola panggilan akrabnya.
Dia meminta agar pemerintah daerah segera turun sebelum adanya upaya penyegelan dari pemuda. Dia juga mengaskan soal lokasi penggantian yang ada di depan Bulog juga tidak masalah. Hanya saja membutuhkan kepastian dan lahan tersebut bisa segera dijadikan lapangan.
“ Kalau pemda tidak ada anggaran, kita akan swadaya nanti ini kita minta kepastian,” tandasnya (ndi).
