MATARAM – Pemerintah Provinsi NTB mengklaim harga Barang Kebutuhan Pokok (Bapok) di pasar jelang bulan Ramadan stabil. Ini disampaikan langsung Kabid Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan NTB Endang Sriwahyuni. Selain harga stabil, Endang juga memastikan stok aman.
“Untuk sementara masih stabil,” ungkapnya, Senin kemarin.
Berdasarkan data yang disuguhkan kepada Radar Mandalika, sesuai pantuannya di tiga pasar yaitu Pasar Kebon Roek, Pagesangan dan Mandalika harga hari ini (kemarin, red) dengan hari sebelumnya masih sama. Malah harga cabai baik cabai merah maupun cabai rawit menurun. Untuk cabai merah yang besar sebelumnya seharga Rp 40 ribu turun menjadi Rp 37,333. Begitupun dengan cabai keriting dari harga sebelumnya Rp 35 ribu hari ini seharga Rp 33.333. Begitu juga dengan harga cabai rawit merah turun Rp 10 ribu dari harga semula Rp 68.333. Selanjutnya cabai rawit Hijau harga masih sama yaitu Rp 19,333.
“Untik cabai merah turun sekirar Rp 8 ribu karena stok di masing masing pedagang masih banyak. Cuma kwalitas barangnya turun,” tegasnya.
Disdag menjelaskan, ketersediaan semua stok Bapok untuk satu bulan kedepan dipastikan masih tetap tersedia. “Dalam bulan Ramadan sampai lebaran stok pangan di NTB masih aman,” yakinnya.
Diakuinya potensi kenaikan harga Bapok rawan terjadi H-7 lebaran. Bahkan untuk mensiasati harga daging meninggi saat ini bisa disiasati dengan membeli di Badan Urusan Logistik (Bulog).
“Yang rawan itu satu minggu sebelum lebaran,” tegasnya.
Bagaimana dengan minyak goreng? Endang menjelaskan, kebijakan penerapan satu harga yaitu Rp 14 ribu/liter telah dicabut Kementerian Perdagangan.
“Soal harga Rp 14 ribu itu sudah dicabut tanggal 16 Maret 2022 pukul 00 waktu setempat,” bebernya.
Dikatakannya pencabutan kebijakan itu membuat harga migor sering ditemukan lebih tinggi saat ini. Meski disatu sisi sudah tidak langka lagi.
“Pantauan kita, minyak sekarng sudah mulai berdatangan dari para produsen meski belum sepenuhnya. Ada beberapa yang belum dapat pasokan,” katanya.
Disdag menghitung kebutuhan masyarakat dalam satu bulan mencapai 1.500 sampai 2.000 liter. Sementara yang datang dari produsen tidak menentu. “Kita minta 1.000 kadang kadang dikasih 300 (liter). Ndak tentu dari produsen. Kondisi ini bukan di NTB saja tetapi di seluruh Indonesia,” ungkap dia.
Data yang diterima Radar Mandalika harga Bapok yaitu beras Bulog Rp 8.667, Gula Pasir Rp 14.164, Minyak goreng curah tanpa merek Rp 15.600/lt, Minyak Goreng Kemasan Premium Rp 24.333/lt. Daging sapi berdasarkan masing masing kelasnya juga masih sama yaitu Rp 110.000, 120.000 dan termurah Rp 63.000, Daging Ayam Rp 36.667 (Ras/Broiler) dan Daging Kampung Rp 49.000. Telur Ras/Broiler Rp 23.467, telur ayam kampung Rp 49.000, Tahu Rp 13.000, Tempe Rp 1000, Kacang Tanah Rp 25.000 dan Kacang Hijau Rp 20.000.
Sementara itu beda fakta yang ditemukan Radar Mandalika di Pasar Renteng, Kabupaten Lombok Tengah. Pekan lalu harga cabai Rp 25 ribu, sekarang sudah diangaka 70 ribu per kilogram untuk cabai rawit. Sementara menghitung hari bulan suci ramadan, kebutuhan bahan pokok mulai direbut masyarakat. Lebih khususnya di pasar.
Pedagang Pasar Renteng, Hj. Johariah menerangkan bahwa, kenaikan harga bahan makanan pokok sudah dirasakannya sejak sepekan yang lalu. Selain itu, dengan kenaikan harga tersebut membuat para pembeli mulai sepi. Dimana sebelumnya harga per kilogram cabai hanya berkisar antara 20 hingga 25 ribu saja, namun sekarang 70 ribu perkilogramnya.
“Kalau sebelum naik sih banyak orang yang beli, tapi setelah harganya naik sudah mulai sepi,” tuturnya.