LOBAR—Pemkab Lombok Barat (Lobar) dinilai lamban menangani dampak kebakaran Pasar Karang Bongkot Labuapi. Pasalnya sudah sebulan pasca kebakaran hebat itu, hingga kini pihak dinas terkait belum juga melakukan penanganan atau perbaikan.
Kepala Desa Perempuan, HM Zubaidi mengaku ada 35 warganya yang menjadi pedagang di pasar itu dan terdampak kebakaran. Pihaknya pun sudah mengusulkan adanya perbaikan lapak pedagang itu kepada Pemda Lobar melalui dinas terkait, namun hingga kini belum ada tindaklanjut.
“Pada dasarnya ini musibah tidak pernah kita berharap, tetapi setidaknya pemda melalui Disperindag harus tanggap. Bukannya malah rapat ini rapat itu, habis-habisi waktu saja,” keluh Zubaidi yang dikonfirmasi, Kamis (3/8).
Ia cukup memahami jika permasalahan perbaikan itu terganjal dengan kondisi keuangan daerah. Namun setidaknya Disperindag bergerak cepat menjemput bola anggaran di kementerian untuk perbaikan pasar itu. Sebab ia menilai pasar ini berkaitan dengan perekonomian masyarakat.
“Itu tanggungjawab mereka (dinas), karena ini berkaitan dengan kehidupan sosial termasuk dalam roda kehidupan di dalam pasar itu,” ujarnya.
Kini para pedagang yang terdampak kebakaran itu sudah membuat lapak sementara di sekitara area pasar. Hanya saja justru dikhawatirkan menimbulkan persoalan baru dengan munculnya lapak pedagang luar. Sehingga akan menimbulkan persoalan sosial baru.
“Nanti jadi persoalan juga, sehingga lebih cepat penanganan lebih baik,” sarannya.
Kalaupun pemda beralasan masih menunggu proses penyelidikan kepolisian untuk mengungkap penyebab kebakaran, Zubaidi berharap hasil penyelidikan bisa segera diungkapkan. Sebab para pedagang terus menanyakan kapan akan ada perbaikan lapak mereka yang hangus terbakar.
“Oleh karena itu kami atas nama Pemerintah Desa Perempuan sangat berharap kepada seluruh OPD khususnya dinas terkait untuk segera, jangan lamban dalam menangani persoalan ini,” tegasnya.
Apalagi para pedagang tetap menyetorkan retribusi pasar mupun kebersihan. Bahkan bila telat tetap ditagih oleh kepala pasar. Sehingga ia menilai harusnya pemda juga memperhatikan para pedagang yang sudah taat dalam membayar retribusi. “Bukan wajar atau tidak mereka menagih perhatian, tetapi ini kewajiban Pemda terhadap masyarakat yang harus segera ditangani,” singgungnya.
Sejauh ini para pedagang pasar itu tetap berjualan walaupun tidak maksimal. Hampir sebagian besar para pedagang kesulitan modal karena banyak hasil dagangan yang terbakar. Disatu sisi mereka harus tetap membayar cicilan pinjaman di bank subuh untuk modal. Pinjamannya rata-rata mencapai angka ratusan juta rupiah. “Kalau tidak berdagang hari ini mereka kebingungan, lebih-lebih banyak yang mengambil pinjaman modal di bank. Kalau tidak setor kan (bank) tidak mau tahu, sedangkan ini tidak ada pernah ada kompensasi dampak kebarakan itu,” ujarnya.
Pihaknya tidak ingin hanya sekedar dijanjikan untuk penanganannya. Apabila ada rencana relokasi, Zubaidi siap mencarikan lokasi, terlebih cukup banyak aset daerah di Desa Perempuan yang bisa dipergunakan menjadi lokasi pasar. “Desa Perempuan siap membuat pasar, kami mohon dinas terkait banyak tanah pemda di desa itu bisa dimanfaatkan,” pungkasnya.
Terpisah Camat Labuapi, L Rifhandani menerangkan jika tim Labfor sudah turun ke lokasi pasar yang terbakar. Pihaknya pun masih menunggu informasi hasil pemeriksaan dari tim forensik tersebut. Pemda juga belum berani melakukan pembersihan dampak kebakaran sebelum selesainya penyidikan kepolisian.
“Kita berharap hasil labnya bagus dan tidak terjadi apa-apa, supaya cepat dibersihkan,” ucapnya.
Diakuinya kondisi pasar masih berjalan seperti biasa. Meski para pedagang terdampak kebakaran kini membuat lapak di area parkir tidak sampai menganggu arus masuk kendaraan ke pasar. “Kondisi pasar masih berjalan baik,” pungkasnya. (win)