PRAYA – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lombok Tengah (Loteng), M Taufik Syamsuri mengkritik Pemerintah Daerah (Pemda) Loteng yang belum mampu mengelola sumber potensi pendapatan asli daerah (PAD). Mengingat, sumber PAD dinilai belum maksimal dikelola, padahal potensinya sangat besar.
“Kita tetap dorong dan dukung Pemda dalam hal menggenjot PAD dalam segala bidang. Kritikan ini kan sifatnya membangun dan demi kemaslahatan bersama masyarakat Lombok Tengah tercinta,” katanya.
Dia menerangkan, adanya Sirkuit Mandalika di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika ini tentu menjadi hal positif dan berdampak terhadap perekonomian masyarakat di Loteng. Namun, dia menganggap pihak ITDC seolah setengah hati dalam pengelolaan event yang digelar di KEK Mandalika tersebut, terutama dalam hal promosi.
Padahal dari Pemda Loteng dan Pemerintah Provinsi NTB habis-habisan dalam mempromosikan hal itu. Bahkan hingga pemberlakuan pembelian tiket oleh aparatur sipil negara (ASN) dan siswa. Sehingga itu tentu berimplikasi positif terhadap PAD.
Kemudian terkait dengan adanya aset Pemda di Loteng dengan rencana ancang-ancang membangun Mall megah pun dianggap sebuah gagasan yang bagus sejak dulu. Namun masalahnya, karakter masyarakat Loteng dinilai lebih suka ke luar daerah daripada belanja di daerah sendiri.
“Tolak ukur itu jelas, di Mataram lebih banyak masyarakat Loteng di Mataram Mall ataupun LEM,” katanya.
Dengan aset yang ada seperti Aerotel Praya yang ditargetkan dapat menyumbangkan PAD sekitar Rp 350 juta berdasarkan hasil appraisal. Dimana, diutarakan beberapa waktu lalu banyak pihak ketiga yang menawarkan diri untuk mengelola itu mundur. Pasalnya, mengingat tingginya setoran ke daerah.
“Solusinya bisa saja Pemda dengan pihak ketiga sharing pengelolaan, misalkan 50:50. Dengan skema bagi hasil pengelola misalkan 60 persen dan Pemda 30 persen, dan ini akan lebih ringan dirasakan pengelola. Atau Pemda dari segi aset, kemudian pihak ketiga melengkapi kelengkapannya. Sehingga tidak akan berat dan jalan,” terangnya memberi gambaran.
Kemudian nantinya harus ada tim pengawas dari daerah.
“Kalaupun dinas dan OPD terkait dalam PAD tidak cekatan, maka bisa Pemda membuat sayembara untuk konsep peningkatan PAD Loteng yang komprehensif,” cetusnya.(tim)