PRAYA – Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) turut merasakan dampak fenomena iklim El Nino hingga memicu kekeringan. Warga kesulitan air bersih hingga irigasi pertanian.
Anggota Komisi I DPRD Loteng, Andi Mardan mengungkapkan, kemarau berkepanjangan beberapa bulan terakhir yang terjadi di Loteng tentu membuat warga kesulitan untuk mendapatkan air bersih hingga air untuk irigasi persawahan.
Terlebih, dengan adanya perbaikan saluran irigasi dari Jurangan Sate. Hal ini membuat sebagian warga yang biasanya menanam padi di musim tanam ke tiga akhirnya harus gigit jari.
Pihaknya di dewan meminta agar pemerintah dapat memberikan perhatian lebih dan serius dalam menangani nasib nasib para petani. Selain itu, dia juga menyoal pembagian air ke wilayah Kabupaten Lombok Barat (Lobar).
“Terkait dengan apa yang kita alami di siklus tahunan, di mana saat ini kita sama-sama mengalami kemarau panjang, namun memang ada beberapa hal yang penting menjadi atensi, baik itu secara umum di Loteng yakni terkait dengan sumber mata air,” kata Andi Mardan.
Terlebih, kata dia, apa yang disampaikan Bupati Loteng mengajak semua pihak untuk bersama-sama melestarikan lingkungan dan alam sekitar. Maka, jangan sampai ajakan itu tidak beriringan dengan manajemen pengairan.
Adapun, beberapa waduk di Loteng yang menyumbangkan kebutuhan air ke wilayah Lobar. Ia mengingat jelas sekitar 4 tahun yang lalu berdiskusi dengan BWS Provinsi NTB terkait dengan aliran jalur Jurang Sate yang mengairi wilayah di hulu Pringgarata dan juga hilir yang menuju Praya Barat dan Praya Timur.
“Tentang kebutuhan air bisa dibayangkan, Lobar lebih banyak menerima air dari Loteng. Ini dapat dilihat dari musim tanam yang sampai tiga kali,” cutus Politisi Demokrat ini. (tim)