Ridwan Syah. (DOK/RADAR MANDALIKA)

LOTENG – Pembangunan jembatan Lombok-Sumbawa masih suram. Meskipun rencana pembangunan jembatan yang menghubungkan Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa ini disebut sudah pada tahap studi kelayakan atau Feasibility Study (FS), namun belum ada progres sejauh ini. Pasca FS, rencana pembangunannya masih membutuhkan anggaran sekitar Rp 17,1 triliun.

“Jembatan Lombok-Sumbawa sudah tahap FS. Sementara kemarin sudah ada progres, namun karen Covid-19 menghambat, itu investasi besar,” ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) NTB, Ridwan Syah, belum lama ini.

Yang jelas, FS ini merupakan aspek penting yang bertujuan untuk meyakinkan yang mana konstruksi proyek jembatan tersebut yang diusulkan layak untuk dilaksanakan. Baik dari aspek perencanaan, perancangan, aspek ekonomi (biaya dan sumber pendanaan, red), dan aspek lingkungannya.

Adapun dana yang dibutuhkan pasca FS dikatakannya sebesar Rp 17,1 triliun. Namun, ia sendiri memiliki keyakinan, apabila dari pabrik pemurnian smelter PT AMT jadi, maka akan menjadi pemicu percepatan pelaksanaan pembangunan jembatan tersebut. Analoginya, ketika orang Lombok bekerja di sana, dan sebaliknya juga menjadi pendorong akses percepatan kemudahan bagi pihak perusahaan.

Apalagi proyek Global Hub Bandar Kayangan juga terealisasi maka jembatan Lombok-Sumbawa akan lebih cepat dikerjakan. “Rencana kemarin dari Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Perencanaan dari KSB direncanakan oleh swasta untuk FS namun kendala Covid-19 juga,” ujarnya.

Dia memastikan bahwa pelaksananya dari pihak swasta atau investor. Dan, saat ini sudah dikomunikasikan dengan pemerintah pusat. “KSB sudah pra FS, Gubernur juga sudah menggandeng pihak swasta juga, karen terkendala Covid-19, semuanya masih belum ada progres lain,” bebernya. (tim)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 728

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *