WINDY DHARMA/RADAR MANDALIKA ILUSTRASI: Sejumlah wisatawan luar negeri yang sempat datang ke Lombok menggunakan kapal pesiar beberapa waktu lalu.

LOBAR–Pemerintah sudah mengambil langkah antisipasi masuknya virus corona ke Indonesia. Salah satunya melarang maskapai Indonesia terbang ke Wuhan China, atau sebaliknya. Hal ini pun otomatis membuat larangan sementara wisatawan china masuk ke Indonesia. Tidak terkecuali Lombok. Hal inipun mendapat dukungan dari Bupati Lobar, H Fauzan Khalid.

“Kita sangat percaya dengan kebijakan pemerintah,” ujar Fauzan kepada Radar Mandalika.

Ia mengatakan walaupun belum ada kasus inveksi Corona itu di Indonesia, namun Pemkab Lobar tetap mengambil langkah antisipasi. Salah satunya tetap waspada. Fauzan bahkan mengimbau masyarakat untuk segera melapor kepada pihak kesehatan jika melihat indikasi gejala itu.

“Kalau di Indonesia sih belum ada,” ucapnya.

Ia sendiri tak menilai isu Corona yang berkembang di media sosial berpengaruh kepada pariwisata Lobar. Sebab sejauh ini tidak ada tanda virus mematikan itu masuk Indonesia, khususnya Lobar.

“Karena kejadian yang banyak itu di luar (negala lain, Red). Artinya tidak ada indikasi yang menghambat pariwisata kita,” pungkasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Lobar, Hj. Ni Made Ambaryati mengaku pihaknya tetap berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Puskemas Jembatan Kembar. Mengingat kawasan pintu masuk pelabuhan Lembar menjadi salah satu lokasi pengamanan yang dilakukan.

“Kalau ada laporan demam tinggi belum tentu dia terinfeksi Corona. Tetapi kalau batuk pilek dengan demam tinggi segera periksa sarana kesehatan terdekat,” imbau.

Sejauh ini kawasan NTB masih status aman indikasi masuknya Corona. Sebab terdapat sekitar 19 provinsi yang diantisipasi kementerian kesehatan.

Tidak banyak pihaknya bisa lakukan untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh. Selain tidak adanya alat khusus yang dimiliki. Ambar mengatakan tidak mungkin pihaknya turun ke lapangan dan mengecek satu persatu turis wisatawan asing.

“Karena tidak boleh kita melakukan pemeriksaan semua wisatawan, nanti tidak mau kesini lagi dia,” ujarnya.

Sementara itu pandangan berbeda dilihat para pelaku wisata atas kebijakan pemerintah. Pihak ASITA Lobar meminta agar Pemerintah Daerah (Pemda) tidak berlebihan mengambil sikap.

“Tidak perlu adanya larangan (wisatawan China datang ke Lombok),” ujar Ketua ASITA Lobar, Supratman.

Ia menilai jangan sampai Pemda gegabah dalam mengambil langkah itu. Sebab sudah ada pemeriksaaan yang dilakukan oleh Tim Kesehatan yang melakukan di Bandara maupun Pelabuhan.

“Permasalahan itu ada tapi jangan dibuat isu itu menjadi hal yang berlebihan,” pungkasnya.

Dampak isu virus Corona itu sebenarnya paling dirasakan oleh pengusaha hotel. Bahkan menurut Manajemen Hotel Killa Senggigi, Bambang Suponco, ada ratusan wisatawan yang batal menginap karena isu itu.

“Sekitar 212 room night yang batal di Killa. Itu dari China semua,” bebernya.

Hal itupun cukup disayangkan karena sangat besar sekali dampak dari isu itu bagi dunia pariwisata. (win)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 388

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *