Doa dan Mimpi Terwujud, Dapat Umrah Gratis
Munasif merupakan guru honorer dari Dusun Pepekat Lauk, Desa Batunyala, Kecamatan Praya Tengah. Dia juga seorang peternak kelinci. Seperti apa ?
HAZA-LOMBOK TENGAH
BAPAK dua anak ini profesi tetapnya selama ini, menjadi guru honorer. Namun ia disebut guru yang beruntung, sebab memperoleh kesempatan menginjakan kakinya di tanah suci Makkah dalam waktu dekat.
Selama ini, dia adalah guru tanpa mengenal lelah dalam mendidik siswa/siswinya, kendati honor tak seberapa. Kesehari-hariannya mengajar, sepulangnya disibukan dengan bertenak kelinci sebagai sumber pendapatan dan malamnya disibukan dengan mengajar anak-anak mengaji.
Selasa siang sekitar pukul 11.00 Wita, wartawan Radar Mandalika menemuinya saat tengah asyik mengurus ternak kelinci. Radar Mandalika langsung disapa Munasif.
Pada kesempatan itu, wartawan Koran ini banyak mendapatkan cerita dan perjalanan hidup dari sosok guru tersebut. Dia mengungkapkan, menjadi seorang guru honorer butuh kesabaran dan keihklaskan dalam mengajar. Pria 33 tahun ini, kesehari-harianya menjadi guru honorer di PAUD dan MI di dusun setempat selama 7 tahun. Pasca lulus di Universitas NW Mataram 2013.
Dilanjutkan, ia dikurnia dua orang naka. Satu bernama, Wafa Artia usia 8 tahun dan M. Ilham Firdaus usia 3 tahun, ini hasil pernikahannya dengan Rauhun yang sudah usia pernikahan 9 tahun.
Diakuinya, dia tidak pernah mengenal lelah untuk berbuat kebaikan demi mencetak generasi yang akhlak mulia dan berkerakter dari sejak dini, ia tidak pernah absen untuk mendidik anak didiknya walaupun dalam keadaan sakit sekalipun.
“Kalau masih bisa jalan dan bisa berdiri tegak itu bukan alsan saya untuk tidak mengajar,” ungkapnya.
Pria dengan panggilan sehari-harinya Asif ini, buka-bukaan soal pendapatan dari sekolah. Namun ia tidak pernah persoalkan. Selama ini dia mengajar penuh rasa ihklas. “Menjadi guru insyaalah banyak berkahnya dan alhamdulliah sampai sekarang masih hidup dan beri kesehatan dan jangan pernah berhenti berbuat kebaikan antar sesama,” pesannya.
Kata dia, usaha kecilnya ini cukup membantu ekonomi keluarga, dimana hasil jualan kelinci setiap musim kawin dijual Rp 30 ribu, bahkan Rp 20 ribu, tergantung usia kelinci. Sementara pendapatan maksimal Rp 600 ribu dan dijual setiap tiga bulan sekali.
“Hidup itu jangan banyak mengeluh,” jawab dia.
Katanya, kebaikan sesorang itu pasti akan dibalas lebih oleh Allah SWT dan hidup itu jangan sampai merepotkan orang lain, katanya jika masih merasa mampu untuk dikerjakan maka kerjakan. Doa dan mimpi Munasif selama ini, ingin bisa ibadah umrah. Tak lama kata dia, doanya dikabulkan mendapat kesempatan umrah hasil udian di tempat mengajarnya.
“Kalau dari penghasilan ya tidak mungkin, tapi Alhamdulillah diberikan kesempatan,” ujarnya.
Singkat cerita pada waktu itu, ada peringatan hari jadi Yayasan Al-Khaerat Al-furqan tempat dia mengajar, bekerjasama dengan PT. Arofah Mina mengadakan udian kupon gratis jumlah kupon tersebar 450 kupon, dan hanya 3 orang yang keluar nomor undian. “Saya tidak menyangka keluar sebagai penerima hadiah umroh gratis ini, Insya Allah akan berangkat Januari 2021,” katanya.(*)