PRAYA– Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Lombok Tengah selama bulan Ramadan tengah menjadi sorotan publik.

Pasalnya, menu MBG di bulan Ramadan dinilai minimalis dan sempat viral di media sosial Facebook.

Sebuah postingan salah satu akun Facebook memperlihatkan menu makanan berupa roti seribuan, kurma tiga biji, pisang dan telur puyuh rebus. Menampilkan menu makanan seperti ini menimbulkan protes dari masyarakat.

Seperti halnya, menu MBG yang dibagikan di SMPN 1 Praya Tengah Selasa (11/2) berupa snack, kurma, telur rebus dan buah. Menu yang cukup sederhana ini dinilai kurang tanpa adanya susu.

“Seharusnya selama puasa ini susu harus ada untuk mengimbangi protein atau melengkapi gizi anak-anak, tapi itu tidak diberikan, sehingga banyak siswa yang mempertanyakan kenapa susu tidak diberikan di menu MBG selama puasa,” ucap Kepala SMPN  1 Praya Tengah, H Majri, kemarin.

Majri juga memberikan usulan juga kepada pihak penyelenggara agar menu makanan untuk hari Jumat dialihkan untuk menu hari Sabtu. Karena hari Jumat siswa pulang lebih cepat sehingga kadang makanan yang diberikan untuk sarapan pagi banyak yang mubazir.

“Kalau dialihkan untuk menu hari Sabtu kan bisa dijadikan makan siang, kalau hari Jumat rata-rata siswa sudah sarapan dari rumah, sehingga banyak yang mubazir, MBG ini hanya diberikan lima kali dalam sepekan,” ungkapnya.

Sementara Waka Kesiswaan Hj Sri Suryaningsih mengatakan dengan menu MBG yang sederhana ini, kadang siswa hanya membawa pulang saja tidak dimakan untuk berbuka, karena menu berbuka di rumah lebih komplit. Belum lagi makanan sering ditemukan busuk di kolom meja siswa karena kurang disukai.

“Ada siswa yang tidak puasa karena ada halangan makanan yang diberikan tidak dihabiskan dan dibiarkan membusuk di kolom meja, apakah mereka tidak suka atau lupa dimakan, kita juga berikan saran untuk penyelenggara agar susu harus ada tiap hari, karena rata-rata siswa suka susu,” ucapnya.

Pihaknya menilai tanpa adanya susu ini dirasa kurang komplit untuk pemenuhan gizi anak terlebih di bulan suci Ramadan ini. Ia mengeluhkan pemberian MBG sebelum puasa, nasi dan lauk pauknya cepat basi kadang nasinya terlalu lembek kadang keras.

“Kalau bisa pendistribusian juga harus tepat waktu saat jam keluar main biar makanan dibagikan langsung dimakan oleh siswa, kadang pengantaran terlambat kadang terlalu cepat, sehingga saat siswa mau makan sudah tidak enak,” singkatnya.

Sementara Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Wulandari membenarkan isi menu tersebut dan nilai gizi yang disajikan telah diperhitungkan dan telah ditentukan oleh ahli gizi agar mencukupi sebanyak 25 sampai 35 persen dari gizi harian anak untuk setiap porsi.

“Apa yang menjadi masukan kritikan kita akan evaluasi, siklus menu yang disajikan juga berganti-ganti setiap harinya, kita sesuaikan juga dengan bahan makanan yang digunakan,” singkatnya.(hza)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 334

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *