Hans Bahanan (kanan) dan TGH Fauzan Zakaria. (JHONI SUTANGGA/RADARĀ  MANDALIKA)

Sekjen AMSI Pusat : Pengelolaan Media Ibarat Ayam dan Telur

MATARAM – Konferensi Wilayah Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Nusa Tenggara Barat sukses berlangsung di Mataram, Sabtu pekan lalu. Konferwil tersebut mengantarkan Pemred Ottnews.id memimpin AMSI tiga tahun mendatang. Proses pemilihan Ketua AMSI NTB dipandu Tamhid pewarta ampenannews.com dan Bayu dari insidelombok sebagai Sekretaris I dan Bohari Rahman dari Lombokita.com sebagai Sekretaris II.

Pantauan media di lokasi, pemilihan ketua itu diikuti 19 orang perwakilan anggota AMSI NTB, pihak peninjau, Korwil AMSI wilayah Bali Nusa Tenggara, Suwarmin dan Sekretaris Jenderal AMSI pusat Wahyu Dwiyatmiko.

Ada tiga bakal calon yang muncul saat tahap proses penjaringan, yakni Fauzan Zakaria, Hans Bahanan dan Bram Ibrahim. Namun, Bram memilih mundur dari daftar bakal calon, sehingga ke tahap berikutnya duel antara calon petahana Fauzan Zakaria melawan Hans Bahanan.

Dalam proses pemilihan yang berlangsung itu, Hans Bahanan menang telak dengan meraih 14 suara, sementara Fauzan Zakaria hanya berhasil mendapatkan lima suara.

Setelah mendapatkan ketua terpilih, dilanjutkan dengan penunjukan Sekretaris AMSI NTB.

“Saya mempercayakan jabatan Sekretaris tetap dipegang oleh Dewi Ayu Tri Anjani (bukadikit.co),” kata Hans.

Dewan Pengawas dan Penasihat yaitu TGH Fauzan Zakaria, MH Firmansyah dan Kamaruzaman, sementara Dewan Etik, Profoser Kadri, Profesor Masnun Tahir, Joko Jumadi dan Yan Mangandar.

“Khusus untuk Dewan Etik, masih dalam proses usulan dan konsultasi dengan nama nama tokoh yang diusulkan,” ujar Hans.

Diketahui Konferwil kedua asosiasi perusahaan media digital itu dibuka Gubernur NTB, Zulkieflimansyah.

Sekjen AMSI Pusat Wahyu Dhyatmika meminta pengurus baru lebih terbuka dalam menjalankan roda organisasi, serta membangun jejaring dengan para tokoh di daerah ini.

“Polanya bisa seperti di AMSI pusat yang menunjuk Dewan Etik dari kalangan eksternal, seperti akademisi dan tokoh pers di daerah dan sebagainya,” ujar Wahyu.

Pria yang juga Direktur Tempo Media Digital itu juga mengungkapkan untuk pelantikan pengurus bisa dilakukan belakangan sampai susunan pengurus baru terbentuk.

Wahyu Dwiyatmiko menegaskan, pola konsumsi media yang kini mulai beralih ke sistem digital harus dibarengi dengan kualitas sumberdaya manusia yang baik.
Menurutnya, perpindahan pola konsumsi media pemberitaan seharusnya dibarengi dengan kualitas produk jurnalistik dan manajemen perusahaan media yang baik.

“Kebanyakan saya melihat pemberitaan saat ini, beberapa media cenderung mengedepankan click bite, sensasional dan berita receh yang kontennya pun tidak bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.

Bermigrasinya sistem media ke digital yang tanpa dibarengi kualitas SDM dan manajemen yang baik, kata Wahyu akan berdampak buruk pada ekosistem media di Indonesia.

“Semua media pindah ke media digital, namun berita yang disuguhkan tidak kredibel dan tanpa melalui proses yang sesuai dengan kaidah jurnalistik. Akhirnya, yang dikonsumsi masyarakat itu kebanyakan informasi sampah,” paparnya.

Wahyu menganalogikan pengelolaan bisnis media itu seperti ayam dan telur. Menurutnya, telur berkualitas baik keluar dari ayam yang sehat. Demikian pula dengan media yang baik dihasilkan oleh media dengan manajemen yang sehat.

Wahyu juga menyebutkan, kehadiran AMSI yang didirikan pada tahun 2017 lalu oleh 26 redaksi media di tingkat nasional adalah salah satunya bertujuan untuk membangun jurnalisme yang sehat.

Karena itu, AMSI pusat melakukan intervensi dengan cara melakukan pelatihan-pelatihan terkait pengelolaan manajemen media ke tingkat daerah, termasuk ke AMSI wilayah Nusa Tenggara Barat.

Media-media di daerah, kata Wahyu, harus tetap bertahan hidup dan melakukan kegiatan jurnalistik untuk menyajikan informasi-informasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Disertai dengan pola pengelolaan yang baik.

Ke depannya, sedang dipersiapkan Peraturan Presiden sebuah aturan bagi seluruh platform media sosial yang beroperasi di Indonesia. Dan seluruh media bisa bergabung dengan platform itu dan berhak mendapatkan profit sharing.

“AMSI pusat akan memperjuangkan media-media di daerah agar bisa bergabung. Namun salah satu syaratnya adalah menyajikan konten sehat dan informasi berkualitas. Tidak boleh ada berita yang diluar etika, atau informasi yang tidak bermanfaat bagi publik,” pungkasnya. (jho)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 479

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *