MATARAM – Ribuan mahasiswa yang turun berdemonstrasi menolak RUU Omnibus Law yang ditetapkan menjadi Undang Undang membuat Gugus Tugas Satgas Covid-19 di NTB cemas. Hal yang dikhawatirkannya jangan sampai ada klaster demonstrasi bermunculan mengingat massa aksi saling berhimpit-himpitan di jalan alias sulit bisa menjaga jarak.
“Ya (khawatir) saya cemas. Semoga beberapa hari kedepan tidak ada trend temuan kasus yang meningkat,” terang Ketua Pelaksana harian gugus tugas Covid-19 NTB, Lalu Gita Ariadi di Mataram, kemarin.
Data Satgas Covid-19 8 Oktober ada penambahan kasus baru mencapai 28 orang. Dengan adanya tambahan 28 kasus baru terkonfirmasi positif, 22 tambahan sembuh baru, dan 2 (dua) kasus kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari ini (8/10/2020) sebanyak 3.508 orang, dengan perincian 2.794 orang sudah sembuh, 205 meninggal dunia, serta 509 orang masih positif.
Sementara itu hingga kini jumlah Kasus Suspek sebanyak 11.838 orang dengan perincian 331 orang (2%) masih dalam isolasi, 60 orang (1%) masih berstatus probable, 11.447 orang (97%) sudah discarded. Jumlah Kontak Erat yaitu, orang yang kontak erat dengan pasien positif Covid-19 namun tanpa gejala sebanyak 26.685 orang, terdiri dari 2.920 orang (10%) masih dalam karantina dan 23.765 orang (90%) selesai karantina. Sedangkan Pelaku Perjalanan yaitu orang yang pernah melakukan perjalanan dari daerah terjangkit Covid-19 sebanyak 83.291 orang, yang masih menjalani karantina sebanyak 1.345 orang (2%), dan yang selesai menjalani masa karantina 14 hari sebanyak
81.946 orang (98%).
Gita mengatakan, dengan adanya demonstrasi itu Satgas Covid-19 tentu akan lebih waspada. Tenaga kesehatan akan disiagakan untuk antisipasi kondisi Kondisi yang kurang menguntungkan.
“Kami tentu akan lebih waspada,” kata Sekda.
Imbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan tidak menganggap remeh bahaya Covid-19, karena virus ini berpotensi menulari siapa saja, tanpa pandang bulu, terutama mereka yang tidak disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Terlebih gejala umum terpapar Covid-19 sangat sulit untuk dikenali, tidak hanya deman tinggi, sesak napas atau gangguan pernapasan saja, tetapi juga seringkali sangat mirip dengan penyakit komorbid lain, seperti jantung, DB, tipes serta batuk/pilek, asam lambung dan penyakit pencernaan lainnya. Oleh karena itu, guna meminimalkan resiko kematian,
diharapkan kepada warga masyarakat yang mengalami gejala awal penyakit-penyakit tersebut agar lebih dini memeriksakan diri pada petugas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis yang cepat dan tepat.
Selain itu, untuk memutus mata rantai penularan Covid-19, maka langkah pencegahan dan pengobatan paling penting yang dapat kita lakukan saat ini adalah tetap taat, disiplin dan waspada terhadap penyebaran Covid-19.
“Tetap jaga keselamatan diri dan keselamatan bersama dengan terapkan protokol covid secara lebih disiplin lagi,” pesannya.
Gita juga mengimbau para demonstran tidak terpancing apalagi sampai terpengaruh provokasi pihak pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Jangn terpancing provokasi pihak yang tidak bertanggung jawab, sehingga aksi berujung anarkhi yang akan rugikan kita semua,” pungkasnya. (jho)