MATARAM – Pemerintah Provinsi NTB tengah siaga atas menyebarnya virus Corona yang saat ini tengah menjadi masalah serius di China. Di Indonesia sebelumnya diduga telah terjangkit tiga wisatawan asal China dan satu orang di Jakarta, namun setelah di cek beruntung hasilnya negatif.
“Kita sekarang waspada karena belum ada kasus,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan NTB, Nurhandini Eka Dewi di Mataram, kemarin.
“Tiga di Bali dan satu orang di Jakarta diduga tetapi semuanya negatif,” tambahnya.
Gejala dari virus tersebut, demam, batuk filek yang terjangkit dari kontak hewan liar dengan manusia. Di Ind Virus ini obatnya belum ditemukan. Bahkan dugaan sementara virus itu ditularkan dari binatang liar yang dimakan padahal bintang tersebut dilarang untuk dikonsumsi manusia. Virus ini cepat menyerang pada orang tua mengingat daya tahan tubuh mereka lemah.
“Karena tidak ada obatnya, jadi berbahaya,” katanya.
Virus Coroan sendiri di Indonesia dalam dunia kesehatan memiliki\nenam saudara (penyakit yang sedikit sama). Bahkan di Indoneisa sudah lama muncul namun semua itu sudah bisa diatasi alias obatnya sudah ditemukan.
“Kalau ini karena baru jadi vaksinnya belum ada,” terangnya.
Pemprov sendiri dua minggu terakhir telah melakukan langkah-langkah antisipasi. Dikes NTB mengeluarkan surat kesiap siagaan dari virus itu dengan\nnomor 443.331/P3KL/I/Dikes/2020 perihal kesiagaan dan anitispasi penyerabtan penyakit Pneumonia Berat yang beluk diketaui etiologinya. Isinya Sehubungan dengan surat Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor : PM.04.02/I/43/2020 Perihal : Kesiapsiagaan dan antisipasi penyebaran penyakit Pneumonia Berat yang belum diketauhi etiologinya Tertanggal : 05 Januari 2020, bahwa Di Kota Wuhan, Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019 dilaporkan adanya kasus-kasus pneumonia berat yang belum diketahui etiologinya. Jumlah kasus yang semula berjumlah 27 kasus meningkat menjadi 44 kasus. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa telah disingkirkan kemungkinan kasus-kasus ini disebabkan oleh influenza, avian influenza, infeksi adenovirus atau penyakit pernafasan biasa.
Oleh karena itu, masih dipikirkan kemungkinan etiologi kasus-kasus ini terkait dengan Severe Acute Respiratory Infection (SARS) yang disebabkan Coronavirus dan pernah menimbulkan pandemic di dunia pada tahun 2003.
Eka menyebutkan, semua kasus, seperti butir 1 di atas telah mendapatkan pelayanan kesehatan di kota Wuhan, telah dilakukan isolasi, dan telah dilakukan penelusuran/investigasi terhadap orang-orang yang kontak dengan\nkasus-kasus ini. Sebagian kasus ada yang bekerja di pasar ikan. Akan tetapi belum ada bukti yang menunjukkan telah terjadi penularan dari manusia ke manusia (human to human) Pemerintah Singapura telah mengaktifkan alat thermal scanner di Bandara Changi untuk mendeteksi kemungkinan adanya kasus dari Wuhan, Tiongkok yang memasuki Singapura.
Terkait dengan itu seluruh jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk melakukan deteksi, pencegahan, respon dan antisipasi munculnya kasus-kasus dengan gejala pneumonia berat dengan etiologi tidak jelas seperti di Tiongkok yang berobat di fasyankes Pemerintah dan Swasta di wilayah kerja Saudara. Baik di fasyankes primer maupun di fasyankes rujukan.
Jika ditemukan kasus-kasus seperti itu agar dilakukan tatalaksana, isolasi, dan segera dilaporkan secara berjenjang sesuai dengan system surveilans kesehatan yang berlaku ke Dinkes Provinsi. Jika ditemukan kelompok atau klaster dari kasus-kasus tersebut di wilayah Kabupate Kota agar dilakukan investigasi dan penanggulangan sesuai ketentuan yang berlaku untuk mencegah penularan dan penyebaran lebih lanjut dan agar kejadian tidak meluas menjadi KLB/Kejadian Luar Biasa
“Untuk bandara kita sudah punya thermoscan. Sehingga bila ada pasien dari negara terduga dengan temperatur yang tinggi langsung dikirim ke\nruang isolasi yang ada di RSUD provinsi. Untuk pelabuhan laut kantor kesehatan pelabuhan yang ada di Lembar, Kayangan, Pemenang, Poto Tano, Bima dan Sape. Kita siapkan ruang isolasi,” bebernya.
Eka mengatakan, di Kota Wuhan ada dua mahasiswa asal NTB yang sedang menempuh studi. Mereka tidak akan dipulangkan. Pemerintah sudah mengirimkan cara-cara melakukan pencegahan dari virus itu. Yang bisa dilakuakn bagaimana cara menjaga diri.
“Minimla tidak keluar dari rumah, keluar harus pakai masker, makanan dijaga betul, jangan mengunjungi pasar hewan, jangan kontak dengan\nhewan hewan,” kata Eka.
Wuhan merupakan kota pendidikan seperti kota Yogyakarta di Indonesia, sehingga banyak mahasiswa dari berbagai negara menempuh pendidikan di sana.
“Kita di NTB banyak warga China, tapi di Wuhan sendiri ada dua warga kita. Semuanya dalam kondisi aman,” sebut Eka.
Terkait dengan Virus itu sampai saat ini WHO masih belum mengeluarkan pernyataan bahwa virus itu menjadi wabah dunia. Virus itu masih wabah lokal di Cina dan 19 negara yang terkait dengan Cina. Beda halanya dengan Flu burug dimana saat itu WHO mengeluarkan warning menjadi wabah dunia.
“Kalau ini belum mendeklair jadi bawah dunia tetapi kita semua waspada,” jelasnya.
Soal dugaan virus itu menyebar karena kebocoran penelitan Eka sendiri belum bisa berkata apa apa sebelum memegang data yang jelas. Yang jelas diketahuinya proses virus itu sudah ada dari dahulu. Tetapi dia hidup dilingkungan yang tidak bersentuhan dengan kehidupan manusia. (jho/r1)