PRAYA – Seorang Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bantuan pangan non tunai (BPNT) dari Desa Aikmual, Kecamatan Praya, Musdalifah diduga mendapatkan intimidasi oknum tidak bertanggungjawab di bawah. Mereka pun diarahkan membeli sembako di agen brilink dusun setempat. Kalau tidak ancamannya nama bakal dicoret sebagai penerima bantuan.
Musdalifah menceritakan, dirinya awal telah menerima uang segar BPNT, Selasa pekan lalu. Setelah tiga hari kemudian, dia diminta oleh warga lainnya atau KPM untuk membeli sembako dengan uang BPNT di kios yang merupakan agen brilink.
“Saya diminta kembalikan uang yang telah dibagi kemarin, padahal saya katakan uangnya sudah habis saya pakai beli beras. Maka saya diminta meminjam uang untuk mengganti uang yang sudah saya pakai. Saya diminta untuk membeli beras oleh warga (KPM, red) di dusun saya,” ceritanya kepada Radar Mandalika.
Musdalifah mengaku terpaksa meminjam uang ke anaknya sebesar Rp 400 ribu dan belanja sembako di agen brilink yang dimaksud. Sata belanja, dia melihat dirinya difoto oleh agen brilink. Ada apa?
Ditanya, apakah ada tekanan atau intimidasi dari Kadus atau petugas? Musdalifah mengaku tidak ada, ia hanya sempat diberikan surat untuk mengambil uang ke kantor desa.
“Saya bahkan ditakuti harus belanja di kios itu, kalau tidak belanja di sana nama akan dicoret dan tidak akan diberikan bantuan lagi,” ungkapnya.
“Saya takut dan khawatir kalau tidak mengikuti hal itu. Bahkan perlakuan ini juga dirasakan KPM lainnya,” sambungnya.
Ditambahkan KPM lainnya yang enggan di mediakan identitasnya, dia mengungkapkan jika diharuskan membeli sembako di salah satu kios agen brilink. Saat belanja juga harus ada bukti dengan di foto saat belanja, termasuk nota belanja.
“Harus beli beras dan telur dan tidak boleh membeli sabun, susu, energen dan minyak goreng,” ungkapnya.
KPM satu ini sempat diberikan sosialisasi dan disampaikan boleh belanja sembako dimana saja, namun catatannya harus adanya nota belanja dan disertai foto.
“Masak mau beli kangkung seikat di pasar ada nota dan foto, akhirnya saya pun beli beras 4 karung, telur 2 trai 2 biji dan bawang putih 2 kg di kios brilink itu. Setelah itu foto dikirim ke petugas Pemdes,” bebernya.
Sumber ini berharap uang BPNT yang dia teriman dapat untuk membeli minyak, sabun, rinso, energen dan belanja anak sekolah. “Lebih baik diberikan uang untuk biaya sekolah,” katanya.
Terpisah, Kades Aikmual M. Hasyim mengaku tidak tahu menahu soal adanya agen brilink dan memaksa KPM belanja di tempat ditentukan. Namun dia menyebutkan, pemdes ada terobosan dengan menggandeng BUMDES.
“Kami punya BUMDES dan masyarakat yang jual disini. Potensi di desa kami bahka banyak peternak telur dengan harga murah dan BUMDES ini milik masyarakat,” kelitnya.
“Saya pastikan tidak ada dari perangkat desa yang melakukan penekanan dan pemaksaan kepada masyarakat,” yakinnya.(tim)ujian