Sungguh pilu nasib yang alami Deluna Shaquena Al Qodri. Tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua dan kini mengindap gangguan syaraf otak.

WINDY DHARMA/LOMBOK BARAT

BOCAH perempuan itu sudah berusia dua tahun. Yang harusnya sudah bisa berlari dan bermain dengan anak seusianya. Namun anak perempuan yang cantik dan putih itu hanya bisa berada di gendongan neneknya, Fatimah.

Sebagian badanya terbilang seperti lumpuh. Gangguan Syaraf Otak yang diidapnya sedari berusia 8 bulan menganggu tumbuh kembang Balita asal Dusun Luwuk Lauq, Desa Tempos, Kecamatan Gerung.

“Dari bayi saya yang rawat,” ujar sang nenek Fatimah saat ditemui awak media dikedimannya, Rabu(7/5).

Dua kali sepekan, Balita itu dibawa terapi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tripat Gerung. Berharap Luna kecil bisa normal seperti balita seusianya.

“Setiap senin dan kamis saya bawa terapi ke rumah sakit Gerung,” bebernya.

Lebih memilukan hati, balita tidak pernah merasakan kasih sayang orang tuanya. Fatimah menceritakan anaknya Lina Mayanti dan mantan mantunya Ari Gunawan sudah bercerai diumur pernikahan seumur jagung. Saat anaknya Lina masih mengandung Deluna. Anaknya masih berusia 16 tahun saat menikah dengan Ari Gunawan.

Sehingga sejak saat lahir, Deluna tak pernah disambangi ayahnya. Kemudian ibunya juga pergi meninggalkannya dua pekan setelah dia dilahirkan. Akibatnya, Deluna yang saat itu membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya justru ditinggal ibu dan bapaknya.
Beruntung, neneknya Fatimah merawatnya dengan penuh kasih sayang. Fatimah yang saat itu berjualan di Pasar Gerung berupaya merawat cucunya setiap hari. Namun dia harus menerima kenyataan berhenti berjualan ketika cucunya divonis menderita gangguan syaraf ketika berusia 8 bulan.

“Dia tidak bisa duduk, tidak bisa bicara dan yanga lainnya seperti anak normal. Makanya saya berhenti bekerja, suami saya yang bekerja menjadi pengarat untuk kebutuhan sehari-hari,” ceritanya.

Rasa letih dirasakan tubuh tua renta Fatimah harus terus mengendong Luna. Penyakit katarak yang dideritanya memperparah kondisinya. Terkadang keluh menghampirinya. Namun tetap ia sedih melihat nasib sang cucu.

“Semoga ada bantuan alat kereta bayi bisa buat bantu dorong,” ucapnya berharap.(BERSAMBUNG)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 72

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *