KHOTIM/RADARMANDALIKA.ID KECEWA: Tiga atlet Futsal asal Kabupaten Lombok Tengah yang meraih mendali perunggu di PON Papua saat ikut aksi demo di halaman kantor bupati, Kamis kemarin.

Kecewa dengan Pemerintah, Tagih Uang Pelatda

Momen langka namun itu terjadi di Kabupaten Lombok Tengah. Atlet dari cabang olahraga (cabor) Futsal turun melakukan aksi demo. Tercatata ada tiga atlet yang turun aksi ke kantor bupati dan kantor KONI Lombok Tengah. Seperti apa?

AHMAD KHOTIM SAPUTRA – LOTENG

DARI sederet nama atlet yang berhasil mengharumkan nama NTB bahkan Lombok Tengah khususnya, pada PON di Papua yang tengah berlangsung sekarang. Tiga atlet ini juga termasuk di dalamnya. Di antaranya, Makrifatul Amri, Muhammad Wildan dan Dede Ahmadi. Dimana, tiga atlet asal Lombok Tengah yang ikut bertanding di PON Papua ke-XX dan berhasil membawa pulang medali perunggu, beberapa hari yang lalu.
Namun anehnya, mereka sepulang dari arena PON di Papua justru melakukan aksi demo di kantor bupati dan komite olahraga nasional Indonesia (KONI) Cabang Lombok Tengah, ada apa? informasi yang diterima, para atlet ini tidak mendapat perhatian sepulangnya mengharumkan nama daerah dari pemerintah daerah. Mereka juga tidak dijemput di bandara bahkan dibiarkan pulang begitu saja. Belum lagi, atlet ini kecewa gara-gara dana pemusatan latihan daerah (Pelatda) tak kunjung diberikan.
Salah satu atlet, Makrifatul Amri asal Kelurahan Praya mengaku turun menagih janji KONI Loteng, dimana sebelum ke arena PON di Papua, pihak KONI berjanji akan menyelesaikan semua permasalahan keuangan atlet, termasuk uang Pelatda yang masih di KONI kurang lebih 6 bulan belum diberikan. Ada apa?

“Katanya sebelum berangkat persoalan ini akan diselesaikan, tapi sampai pulang dari PON Papua masih belum ada kepastian,” ungkapnya tegas, Kamis kemarin.

Dia menceritakan, adapun yang belum diberikan kepada sembilan atlet dari enam Cabor yakni, cabor Futsal, Panjat Tebing, Kempo, Taekwondo, Tarung Derajat bahkan atletik yang berjumlah sekitar Rp 81 Juta. Katanya, pengurus KONI dan bendahara seolah-olah saling lempar tanggung jawab.

“Ketua, sekertaris maupun bendahara tidak ada yang mau menemui kami, bahkan ada yang di-blok WAnya,” ceritanya.

Tahun ini katanya, merupakan pertama kalinya Cabor Futsal mendapatkan medali perunggu, sebab selama mengiikuti pertandingan di PON tidak pernah. Dia menilai, KONI juga tidak memberikan perhatian kepada para atlet.
“Kami mau dipertemukan dengan Ketua KONI M. Samsul Qomar dan bendahara untuk membahas persoalan ini,” tegasnya lagi.(*)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 315

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *