PRAYA – Sejumlah atlet yang berlaga di PON Papua kemarin dan massa dari Koalisi Masyarakat Peduli Olahraga (KOMPOL) melakukan aksi demo di kantor komite olahraga nasional Indonesia (KONI) Cabang Lombok Tengah, Kamis kemarin. Aksi ini dilakukan karena KONI dinilai pilih kasih, lebih parahnya lagi adanya dugaan penggelapan anggaran di KONI.
Korlap aksi, Lalu Ibnu Hajar menegaskan pihaknya merasakan ketidak nyamanan atas ketidak adilan pengurus KONI. Pengurus KONI memberikan perlakuan berbeda kepada setiap atlet. Belum lagi anggaran pemutusan latihan daerah (Pelatda) sekitar Rp 90 juta untuk beberapa atlet tak kunjung diberikan, dugaan anggaran ini digelapkan.
“Kami meminta pemerintah daerah membekukan SK pengurus KONI saat ini, tidak pernah memberikan honor Pelatda kepada para atlet,” sebutnya dalam aksi.
Dia melihat kondisi KONI saat ini lebih parah lagi, kantor KONI yang diperuntukan sebagai secretariat para atlet dan pengurus KONI justru digunakan sebagai tempat tongkrongan seperti café.
“Kami meminta semua warung juga di dalam agar dibongkar karena tidak elok,” tegasnya.
“Fokus saja urus atlet,” tambahnya.
Ditambahkan Ketua Kompol, Opan Cobok mengungkapkan dimana sejumlah atlet binaan ada 9 orang yang pernah berlaga di PON Papua yakni cabor futsal tidak pernah diperhatikan. Termasuk oleh pemda.
“6 bulan insentif atlet 1,5 juta per bulan tidak diberikan samapai sekarang,” ungkapnya.
Dia menambahkan, pengurus KONI tidak pernah melakukan pembinaan selama ini. Perjuangan di PON Papua atlet justru merasa terzolimi.
“Tolong hargai kami, atlet Loteng futsal ini dari PON Papua membawa mendali perunggu dan merupakan atlet Timnas Futsal Indonesia,” katanya.
Di tempat yang sama, Kabid Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga Loteng, Lalu Hilim berjanji akan memberikan dana pelatda usai kegiatan PON Papua. Sementara, dana dari pemda sebagai tambahan berupa uang saku langsung diberikan kepada atlet 9 orang itu.
“Transport Pelatda ke Provinsi besaran transport per bulannya sekitar 1,5 juta untuk 9 orang atlet yang totalnya sejumlah 130 juta sudah diserahkan ke KONI,” jawabnya di lokasi.
Sementara bendahara KONI Loteng, Fathurrahman yang menerima massa aksi mengatakan, dana PON itu semuanya ditanggung KONI Provinsi dan KONI kabupaten hanya dana dukungan untuk atlet.
Adapun arah anggaran, digunakan pada awal bulan puasa waktu itu, kemudian kegiatan di hotel Pilan. Ada juga saat pulang dari PON dibuatkan acara.
“Ada miskomunikasi apa yang diperuntukkan saat ini kepada kami,” kata mantan anggota dewan itu.(tim)