PRAYA – Buntut dari belasan ekor kerbau mati secara mendadak di sekitar Sirkuit Mandalika membuat warga lingkar KEK Mandalika mendatangi kantor PT. Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Senin kemarin.
Warga yang datang ini mengaku dari Dewan Pengurus Pusat Kelompok Masyarakat Lingkar Mandalika (DPPKMLM). Warga datang untuk mempertanyakan penyebab kematian kerbau milik warga di Desa Kuta, Kecamatan Pujut. Data yang mereka milik, ada sekitar 40 ternak milik warga mati dengan cara tidak wajar. Ada yang keluar busa dari mulut dan air liur.

Ketua DPPKMLM, Lalu Ibnu Hajar mengatakan, pihaknya mengklaim sekitar 34 ekor kerbau sudah mati, tiga ekor mati keracunan dan selebihnya berhasil disembelih.
“Kami hanya datang untuk mengklarifikasi terkait apakah kerbau ini terkena limbah, diracun atau sebagainya,” ungkapnya di kantor ITDC di Kuta.

Ibnu yang sempat turun bersama anggota meskipun sebelumnya kerbau ini diberikan antibiotik oleh dinas namun kerbau yang mati terus bertambah.

Ibnu menjelaskan, kerbau itu minum menggunakan air sumur bor dan diduga menimbulkan gejala beda setelah minum. Ditemukan keluar busa dari mulut dan air liur.
“Menurut kami ini cukup janggal dan menjadi fenomena, ini sangat janggal dan hanya terjadi di areal Mandalika saja,” ungkapnya tegas.

Peserta hearing lainnya, M Ardiansyah melihat ada kejanggalan dari kematian mendadak belasan kerbau milik warga sekitar sirkuit. Dia juga menyebutkan, jangan-jangan setelah ada kerbau viral karena masuk ke lintaan sirkuit, sekarang banyak kerbau mati mendadak dengan beragam asumsi public.
“Kami ingin persoalan ini secara transparan dan baik supaya publik mengetahui bagaiaman yang sebenarnya. Terlebih dengan ada event superbike dan MotoGP dalam waktu dekat,” terangnya.
“Kematian yang sangat tidak wajar ini juga, tentu memang harus ada penjelasan secara resmi supaya tidak berlarut-larut dan memblundar,” sambungnya.

Sementara, Manager Konstruksi PT. ITDC, I Made Pariwijaya yang menemui massa hearing menerangkan, pihaknya menyadari pembangunan Mandalika yang begitu banyak persoalan dan perjuangan, dia mengibaratkan seperti membangun rumah ada dampak positif dan negative. Namun demi bersama mengarah ke kemajuan baik Kecamatan Pujut bahkan Kabupaten Lombok Tengah.
“Kita mengetahui semua di beberapa pekan kedepan kita akan laksanakan Word Super Bike 60 hari kedepan,” katanya.

Pihak ITDC mengaku lebih mengedepankan finishing persoalan dengan standar dan uji lab yang dilakukan dengan hasil sesegera mungkin keluar. Prawijaya mengatakan, selama ini menggunakan kerjasama dengan Lab Kampus Unram dan lab lainnya.
Dimana, setiap 6 bulan pihaknya selaku devloper selalu mengecek kondisi alam baik air, udara dan lainnya. Katanya sekarang ini, Balai Besar Trinery Bali NTB dan NTT sedang mengambil sampel kotoran, darah dan air liur kerbau itu.”Pengamatan dan pengawasan kami lakukan konsulidasi tiap bulan dalam,” klaimnya.(red)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 287

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *