FOTO: PIXABAY

MATARAM – Pemerintah Provinsi NTB meminta masyarakat selalu waspada atas penyebaran Virus Corona (Covid-19) saat ini. Hal utama jangan sampai bersikap panik. Tidak hanya itu gejala gejala Covid-19 perlu juga diketahui.

Dinas Kesehatan Provinsi NTB memperkenalkan umumnya gejala-gejala Covid-19. Seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, demam sampai di atas 38 derajat celsius, sakit kepala dan sesak nafas. Virus tertularkan jika menyentuh cairan orang yang terinfeksi lalu menyentuhnya dengan tangan pada tiga bagian di muka, seperti mata hidung dan mulut. Tidak hanya itu penularan yang terjadi dari manusia ke manusia lainnya melalui cairan saat orang batuk, bersin dan juga berjabatan tangan. Untuk itu masyarakat yang mengalami gejala-gejala di atas disarankan memakai masker.

“Yang sakit yang pakai masker. Kalau sehat tidak perlu,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr Nurhandini Eka Dewi di Mataram, kemarin.

Untuk terhindar dari virus, Eka menyarankan agar selalu menerapkan pola hidup sehat. Rajin mencuci tangan dengan sabun antiseptik minimal 20 detik. Terutama saat memegang barang barang di fasilitas umum, sebelum makan atau minum. Jika tangan belum dicuci masyarakat diminta menghindari memegang muka, mulut dan hidung.

Selanjutnya penggunaan masker sangat perlu bila berada di infeksius seperti di Rumah Sakit atau saat di keramaian. Ini imbauan khusus mereka yang mengalami gejala-gejala seperti tertera sebelummya.

“Makan minum teratur dan bergizi serta tidur dan istirahat yang cukup,” sarannya.

Dikes juga menghimbau masyarakat agar menghindari minuman beralkohol. Jangan merokok, sebab bisa menurunkan imunitas tubuh. Jika imunitas tubuh berkurang berdampak pada daya tahan tubuh melemah. Virus mudah menyerang tubuh jika daya tahan tubuh orang lemah.

“Hal utama jangan panik. Hindari kontak dengan penderita terkonfirmasi Covid-19,” katanya.

Saat ini satu WNI India inisial N (35) tahun masih dalam pemantauan Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB. Pasien yang merupakan rujukan dari RS Selong itu masih dirawat di ruang Isolasi. Sejauh ini pihak RSUP mengabarkan kondisinya semakin membaik.  Hasil pemeriksaan sampel yang dikirim ke Litbangkes Kementerian Kesehatan masih ditunggu.

“Kabar warga Simpasi Dompu yang terpapar Covid-19 itu juga dipastikan hoaks,” tegasnya.

Berdasarkan SOP jika ada pasien yang ditemukan mengalami gejala-gejala serius tentunya akan mendapatkan pelayanan medis di ruang isolasi RS. Pihaknya menyiapkan ruang berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.

Upaya pencegahan Covid-19 Pemrov mengaku koordinasi terus jalan dengan kabupaten kota bahkan telah berjalan sejak Januari lalu. Tidak hanya itu pihaknya sudah keliling ke semua kabupaten kota, rapat dengan memanggil Rumah Sakit dan Dikes kabupaten kota untuk melakukan upaya preventif.

Dikes juga menyampaikan di NTB telah terjadi kelangkaan masker sejak tiga minggu lalu. Hal ini berdasarkan tingginya kebutuhan masyarakat. Bahkan Pemerintah sendiri menyiapkan bufer stock.

“Kelangkaan sudah sejak tiga minggu yang lalu,” ungkapnya.

Sementara itu anggota Komisi V DPRD NTB, Saefudin Zohri mengatakan, pihaknya  sudah berkoordinasi meminta kejelasan kesiapan RS menghadapi hal hal yang tidak diinginkan.

Bahkan pihaknya juga melihat langsung kondisi RS dan peralatannya. Titik tekannya pada pelayanan baik sisi kemanusiaan dan juga teknologi.

“Akreditasi naik (naik great) tetapi pelayanan juga masih kurang. Fasilitas dan SDM-nya masih rendah sehingga perlu ditingkatkan,” ungkap Saefudin.

Politisi PAN itu berharap tidak hanya rumah sakit saja yang perlu berperan aktif. Tetapi semua pihak harus juga bertanggung jawab. Sama-sama melakukan langkah antisipatif. Misalnya, pihak Imigrasi dan juga Angkasa Pura (AP).

“Jadi penting peran semua pihak dalam hal ini. Kita tidak bisa hanya andalkan RS,” ungkapnya terpisah. (jho)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 211

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *