FENDI/RADARMANDALIKA.ID SISWI HEBAT: Marwatun Julaistri (kiri) peraih medali perak dan Mayuni ftriani, Annisa Dwi Ramdhani, Yunita Anggraini, dan Laili Isnawati peraih medali perunggu foto bersama.

Awalnya Diremehkan, Pulang-pulang Borong Medali

Kejuaraan Pencak Silat Champ, merupakan kejuaraan tingkat internasional yang diselenggarakan di Bali, belum lama ini. Hebatnya, para siswi MA Mu’alimat NW Pancor, Lombok Timur memborong medali di event bergengsi tersebut. Seperti apa ?

FENDI-LOMBOK TIMUR

PERWAKILAN MA Mu’alimat NW Pancor, berjumlah lima orang berhasil membawa pulang empat medali perunggu dan satu medali perak. Masing- masing diraih oleh Marwatun Juliastri peraih perak pada cabang tarung, Annisa Dwi Ramadhanti, Laeli Isnawati, Yunita Anggraini, dan Mayuni Fitriani masing-masing merah medali perunggu pada cabang yang sama.

Merahih medali diajang lomba tingkat internasional memang tidak mudah, dibutuhkan persiapan matang mulai dari kekuatan fisik, mental dan ketangkasan dalam bela diri itu sendiri.

Kepala Sekolah MA Mu’alimat NW Pancor, Nurhayati mengatakan pihak sekolah terus memberikan semangat dan pemadatan jadwal sebelum mengirim para petarungnya, sehingga hasilnya dapat maksimal.

“Kita berikan persiapan yang matang, tinggal tiga bulan lomba, kita berikan pelatihan dua kali seminggu, tinggal satu bulan kita berikan pelatihan tiga kali seminggu, jelang seminggu kita latihan setiap hari dan memberi semangat kepada anak didik kita,” ceritanya, Rabu (25/11).

Melihat prestasi yang diraihnya, dia merasa bangga dengan keberhasilan tersebut, miskipun belum bisa meraih medali emas, namun dirinya terus memberikan suport dan semangat untuk para pesilatnya.

Alhamdullilah mereka bisa meraih juara, kami bersyukur atas perolehan ini, kita akan terus tingkatkan pembinaan untuk kedepannya,” janjinya.

Sementara, Annisa Dwi Ramadhanti sebagai peraih perunggu menuturkan, dia sempat tidak diberikan izin untuk mengikuti ekstarkulikuler, namun dengan tekat yang kuat dirinya berusaha mendapat persetujuan dari kedua orang tuanya. Peraihan juara tersebut berhasil persembahkan untuk orang tuanya, juga guru dan keluarga lainnya dengan harapan terus mendapat suport dan dukungan.

Alhamdullilah bisa bangga in orang tua,” katanya.

Dia juga mengaku sempat mendapat cemooh dari orang- orang sekitar, karena dirinya seorang perempuan ikut sebagai pesilat, namun tekat kuatnya menunjukan bukti keberhasilannya saat ini.

Sebagai seorang perempuan yang menyukai bela diri, ia  berpesan untuk tidak cepat terpengaruh oleh ucapan dan pandangan orang lain, namun harus tetap fokus dan mencari jati diri sendiri serta jangan takut mencoba.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *