LOTENG—Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat kembali menjadi referensi studi banding. Kali ini  enam perwakilan desa yang ada di Kecamatan Batukliang melakukan kunjungan kerjanya.

Kegiatan yang dilakukan pada 3 sampai 7 Juni mendatang tersebut juga dirangkai dengan kunjungan ke Kemendesa PDTT.

Dalam penerimaanya, Kepala Desa Kertawangi Yanto Bin Surya atau sering disapa Steve Ewon menyampaikan apresiasi tinggi kepada para Kepala Desa yang hadir untuk berdiskusi bersama. Kegiatan ini sebagai wadah bertukar pikiran dalam upaya membangun potensi masyarakat desa.

“Kami sangay apresiasi kepada Kepala Desa dari Kabupaten Lombok Tengah yang telah datang ke desa kami, sejatinya Kabupaten Lombok Tengah memiliki destinasi wisata yang mendunia.  Secara pribadi banyak hal yang bisa diambil sisi positifnya pada saat saya berkunjung ke Lombok beberapa tahun lalu,” kata Steve Ewon.

Diakui, Kabupaten Lombok Tengah lanjut memiliki destinasi dan atraksi wisata yang luar biasa. Khususnya berkenaan dengan potensi budaya maupun alamnya. Hal ini tentunya menjadi sumber pendapatan desa bisa  diandalkan.

“Banyak pengalaman dan pelajaran yang didapat saat berkunjung ke Lombok Tengah, di sana justru saya adopsi di Desa Kertawangi dengan sedikit tambahan inovasi yang membuat lain dari yang lain. Pertama saat menjadi Kepala Desa, saya bersama RT dan RW justru lebih mengendepankan aspek lingkungan seperti persoalan sampah akibat dari aktivitas pariwisata yang ada di desa kami,” imbuh Aktivis lingkungan hidup ini.

Dicontohkan, Kampung Kurang Sampah menjadi program bahkan jargon kampanye atau gerakan moral yang terus digaungkan dalam upaya menjaga kebersihan di desanya.

“Pertama saya mengajak masyarakat Desa Kertawangi untuk membangun kesadaran pentingnya bertanggung jawab terhadap sampah di masing-masing individu. Hal ini Alhamdulillah berhasil mengedukasi masyarakat sehingga sampah di desa kami bisa dikendalikan artinya Desa Kertawangi tidak memberikan sumbangan sampah ke TPA,” tegas Steve Ewon.

Seiring keberhasilan Kampung Kurang Sampah, inovasi terus dilakukan dengan membuat terobosan baru yaitu program Desa Wisata yang bernama Big Farmer.

Big Farmer kata Steve Ewon merupakan program pemberdayaan masyarakat dalam upaya meningkatkan perekonomiannya melalui gagasan edukasi wisata dengan melibatkan petani dan peternak yang ada di Desa Kertawangi.

“Big Farmer atau Petani Besar menjadi jargon Desa Wisata yang kami buat dengan melibatkan masyarakat, Petani dan peternak sebagai objek yang akan menjadi pemandu para wisatawan melalui konsep edukasi wisata. Dan alhamdulillah Big Farmer tidak menggunakan anggaran desa tetapi maju dan berkembang melalui swadaya masyarakat itu sendiri sehingga otomatis PADes kita pun meningkat,” jelasnya.

Meskipun swadaya masyarakat, kata dia, perlahan Big Farmer membuka diri dan berkembang melalui digitalisasi seirama perkembangan zaman.

“Kami sudah mulai menjual atraksi wisata Big Farmer baik destinasi maupun kuliner bahkan home stay masyarakat melalui aplikasi agar mampu mengimbangi kemajuan teknologi informasi, satu hal yang harus diperhatikan saat kami mengajak masyarakat yaitu melalui intervensi. Adapun Intervensi yang dimaksud yaitu memberikan contoh dan itu sangat efektif,” ujar Steve Ewon.

Di tempat sama, Kepala Desa Selebung, Agus Kusumahadi menambahkan,  pihaknya datang ke Desa Kertawangi dalam rangka bertukar pikiran dan diskusi bagaimana Desa Kertawangi mampu menggerakkan potensi masyarakatnya.

“Luar biasa sekali, memang Desa Kertawangi berbeda, kami mengucapkan terima kasih atas masukannya juga inovasi-inovasi yang ada di disini berjalan dengan baik, mudah-mudahan bisa kami aplikasikan di desa kami semua,” ujar Agus Kusumahadi.

Menurutnya banyak hal yang bisa diambil dari Desa Kertawangi, seperti, bagaimana antusias masyarakat dalam mewujudkan Big Farmer sebagai salah satu cara meningkatkan perekonomian yang dibuktikan melalui pembangunan swadayanya.

“Luar biasa, akses jalan menuju destinasi hasil swadaya masyarakat memang dibuktikan di sini dan kita lihat masyarakatnya benar-benar beruntung dengan adanya program Big Farmer,” katanya.

Dalam acara tersebut, Kedua Kepala Desa bertukar cinderamata khas daerahnya masing-masing. (fiz)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 353

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *