PRAYA-Lombok Tengah terbentuk menjadi Daerah Otonom berdasarkan Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II dalam wilayah daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Namun, sebelum terbentuk sebagai sebuah wilayah pemerintahan, entitas Lombok Tengah telah ada jauh sebelumnya, yang ditandai dengan beberapa momentum bersejarah.
Di antaranya, dikeluarkannya keputusan Nomor 248 tahun 1898 tentang Onder Afdeling of Lombok Timur, Lombok Tengah, and Lombok Barat oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Penetapan dan Pegangkatan Lalu Srinata sebagai Kepala Daerah Setempat Lombok Tengah, pada tanggal 15 Oktober 1945 oleh Gubernur Provinsi Sunda Kecil Mr.I Gusti Ketut Pudja, yang diawali dengan pembacaan Teks Proklamasi 17 Agustus 1945 serta pengibaran Bendera Merah Putih di Gedung Mardi Bekso Mataram sebagai simbol peralihan kekuasaan dari Jepang kepada Bangsa Indonesia di Gumi Sasak Lombok, dan diakhiri dengan Rapat Umum Komite Nasional Daerah Lombok di alun-alun Mataram. Momentum inilah yang menjadi dasar ditetapkannya 15 Oktober 1945 sebagai hari jadi Kabupaten Lombok Tengah. Selanjutnya, pada tanggal 14 Agustus 1958, Pemerintah NKRI mengeluarkan Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II dalam wilayah Daerah Daerah TingkatI Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Dalam rentang waktu 76 tahun mengarungi perjalanan pemerintahan sejak zaman orde lama, orde baru, dan orde reformasi, Kabupaten Lombok Tengah telah dipimpin oleh 11 Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, yaitu.
- Lalu Srinata, sebagai Kepala Daerah Setempat Lombok Tengah dari tahun 1945 sampai dengan 1946, yang mencakup wilayah administrasi pemerintahan Distrik Praya, Kopang, Mantang, dan Jonggat. Sebelumnya, Lalu Srinata merupakan Kepala Distrik Jonggat (dari tahun 1932 sampai dengan 1945) yang menggantikan kedudukan ayahnya, Lalu Wira Said.
- Lalu Wirentanus alias Haji Lalu Hasyim, memimpin Lombok Tengah dari tahun 1946 sampai dengan 1959. 3. M. Sanusi, sebagai Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Lombok Tengah dari tahun 1960 sampai dengan 1964, yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri setelah sebelumnya melalui proses pemilihan oleh DPRD.
- Drs. Lalu Sri Gde, sebagai Bupati / Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Lombok Tengah dari tahun 1965 sampai dengan 1979. Selama 15 tahun memimpin Lombok Tengah, Drs. Lalu Sri Gde berhasil meletakkan pondasi pembangunan daerah, antara lain.
1 Mengembangkan wilayah administrasi pemerintahan dari 4 Distrik menjadi 9 Kecamatan, yaitu Kecamatan Praya, Kopang, Mantang, Jonggat, Pujut, Janapria, Praya Timur, Praya Barat, dan Pringgarata. - Memperluas infrastrukturjalan yang ada di Praya sebagai Ibukota Kabupaten, serta beberapa wilayah lainnya. 3. Penataan kawasan permukiman perkotaan, salah satunya adalah Kampung Kauman Praya. Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintah, Hukum, dan Politik 5. Letkol C. Parwoto WP, sebagai Bupati / Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Lombok Tengah dari tahun 1979 sampai dengan 1989. Letkol C. Parwoto WP dengan latar belakang karier kepemimpinan yang lahir dari dunia kemiliteran, berhasil membangun Lombok Tengah dengan manajemen pemerintahan berbasis perencanaan. Sehingga pada periode kepemimpinan ini, terbentuklah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Pembangunan Bendungan Batujai, Perancangan Tata Ruang Kota Praya, Penggalian Ide dan Gagasan Pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL), dan Penerapan Sistem Gogo Rancah yang sangatterkenal itu.
- Kol. (Purn) H. Ircham, sebagai Bupati / Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Lombok Tengah dari tahun 1989 sampai dengan 1999. Pada periode kepemimpinan inilah pembebasan lahan Bandara Internasional Lombok (BIL) di Desa Tanak Awu Kecamatan Pujut seluas 551 hektar dimulai. Beliau juga berhasil menjadikan Lombok Tengah sebagai Lumbung Pangan Nasional melalui peningkatan program produksi pertanian berbasis sistem Gogo Rancah, Pembangunan Terminal dan Pasar Renteng Kecamatan Praya.
- Drs. H. Lalu Suhaimi, sebagai Bupati Lombok Tengah daritahun 1999 sampai dengan 2004. Beliau berhasil menjadikan Lombok Tengah bermotto TatasTuhuTrasna melaluiPerda Nomor14 Tahun 1999, dan mengembangkan wilayah administrasi pemerintahan menjadi 12 Kecamatan seperti saat ini yaitu Kecamatan Praya, Kopang, Mantang, Jonggat, Pujut, Janapria, Praya Timur, Praya Barat, Pringgarata, Praya Tengah, Praya Barat Daya,dan Batukliang Utara.
- H. Lalu Wiratmaja dan H. Lalu Suprayatno, SH., M.BA., MM, sebagai pasangan Bupati dan Wakil Bupati Lombok Tengah dari tahun 2005 sampai degan 2010. Beliau berdua melanjutkan kepemimpinan di Kabupaten Lombok Tengah setelah melalui proses pemilihan secara langsung oleh rakyat pada tahun 2005. Di bawah kepemimpinan beliau berdua, pada tanggal 19 Januari 2008, terwujudlah mimpi masyarakat Nusa Tenggara Barat untuk memiliki Bandara Internasional yang ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL). Pada masa ini juga, dimulailah penggalian ide dan gagasan tentang perumusan Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah oleh KNPI.
- H. Moh. Suhaili FT., SH dan Drs. H. Lalu Normal Suzana, sebagai Bupati dan Wakil Bupati Lombok Tengah dari tahun 2010 sampai dengan 2015, dengan mengusung Visi pembangunan Lombok Tengah yang Beriman, Sejahtera, dan Bermutu. Pada masa ini, fokus pembangunan diarahkan pada 3 sektor strategis yang dikenal dengan istilah ATM (Agro – Pertanian, Tourism – Pariwisata, dan Marine – Kelautan), dengan menitik beratkan pada pembangunan infrastruktur jalan dan irigasi yang populer dengan sebutan 2R (Rurung dan Reban). Untuk menjamin efektifitas manajemen pemerintahan dan pembangunan, pasangan pemimpin yang dikenal dengan jargon Maiq Meres ini, melakukan pengembangan 3 zona kawasan pembangunan, yaitu : – Zona I (Kawasan Aik Meneng), sebagai kawasan pengembangan agro industri, yang meliputi Kecamatan Kopang, Batukliang, Batukliang Utara, dan Pringgarata, – Zona II (Kawasan Tunjung Tilah), sebagai kawasan pengembangan jasa dan pemerintahan, yang meliputi Kecamatan Praya, Praya Tengah, Jonggat, dan Janapria, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintah, Hukum, dan Politik – Zona III(Kawasan Emap Bau), sebagai kawasan pengembangan pariwisata, yang meliputi Kecamatan Pujut, Praya Timur, Praya Barat, dan Praya Barat Daya. Sejumlah meomentum pembangunan fenomenal pada masa ini di antaranya Peresmian Operasionalisasi Bandara Internasional Lombok (BIL) pada tanggal 1 Oktober 2011 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ground Breaking kawasan Mandhalika Resort sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata pada Agustus 2015, meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan menurunnya angka kemiskinan. Pada masa kepemimpinan inilah ditetapkannya hari jadi Kabupaten Lombok Tengah secara resmi melalui Perda Nomor 4 tahun 2012.
- H.Moh. Suhaili FT., SH dan H. LaluPathul Bahri, SIP, sebagai Bupati dan Wakil Bupati Lombok Tengah dari tahun 2016 sampai dengan 2021. Sebagai generasi ketiga hasil pemilihan kepala daerah secara langsung oleh rakyat, kepemimpinan beliau berdua mengusung visi Lombok Tengah BERSATU (Beriman, Sejahtera, Bermutu). Fokus pembangunan diarahkan pada pengawalan dan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus yang dititikberatkan pada peningkatan kualitas pembangunan Rurung Reban untuk meraih Rizki (3R) demi Lombok Tengah BERSATU. Ciri khas kepemimpinan beliau berdua adalah keBERSATUan (Sholoh) dalam membangun Lombok Tengah yang dimaknai dengan pelibatan semua pihak, baik itu masyarakat, pemerintah, maupun swasta. Utamanya dalam rangka pengentasan kemiskinan melalui akselerasi program pembangunan dan pemerdayaan masyarakat terpadu berbasis rumah ibadah dalam bentuk yayasan berbadan hukum. Kebersatuan gerak dan langkah pembangunan tersebut didesain dalam Operasi manunggal Tastura Bersatu (OPSIMANTU) dan telah mampu menghadirkan berbagai prestasi Kabupaten Lombok Tengah, di antaranya.
- 8 kali berturut-turut, yaitu tahun 2013, 2014, 2015, 2016, 2017, 2018, 2019, 2020 memperoleh Predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK-RI atas pengelolaan KeuanganPemerintah Daerah.
- Daerah dengan tata ruang terbaik nasional dari Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia.
- Daerah pendidikan inklusi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
- Penganugerahan Bupati Lombok Tengah sebagai Tokoh Perdesaan Sehat Nasional.
- E-Procurement terbaik nasional dari LKPP
- National E-Procurement Award 2013 dan 2015 kategori inovasi LPSE
- ULP PercontohanNasional.
- Attractiveness Award 2017 dan Yakotta Golden Award 2017 dalam bidang kepariwisataan
- 21 Inspirator Pembangunan di Indonesia
Sementara itu, H. Lalu Pathul Bahri, SIP dan Dr. H. M. Nursiah, S.Sos, M.Si, sebagai Bupati dan Wakil Bupati Lombok Tengah periode 2021-2024. Beliau berdua dilantik pada tanggal 26 Februari 2021 yang merupakan hasil Pikada serentak tahun 2020. Kepemimpinan H. Lalu Pathul Bahri, SIP dan Dr. H. M. Nursiah, S.Sos, M.Si mengusung Visi “Terwujudnya Masyarakat Lombok Tengah yang Beriman, Sejahtera, Bermutu, Maju dan Berbudaya (Bersatu Jaya)”. H. Lalu Pathul Bahri, SIP dan Dr. H. M. Nursiah, S.Sos, M.Si bertekad melanjutkan pembangunan Kabupaten Lombok Tengah menjadi daerah yang berkembang pesat dan rakyatnya sejahtera. Hal ini dibuktikan dengan rampungnya proses pembangunan jalan Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintah, Hukum, dan Politik Bypass BIL menuju Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika hingga mempercepat akses yang semula ditempuh dengan waktu 30 menit kini dapat ditempuh hanya dalam waktu 15 menit. Pembangunan sirkuit Mandalika juga kini telah rampung dan siap menyelenggarakan event internasional Wolrd Super Bike pada tanggal 19, 20 dan 21 November 2021. Selain itu pula MotoGP yang merupakan balapan motor kasta tertinggi di dunia telah resmi menjadwalkan sirkuit Mandalika sebagai tempat penyelenggaraan MotoGP 2022. Sampai saat ini, di bawah kepemimpinan beliau Berdua dan berkat kerja keras aparatur pemerintah daerah, tenaga kesehatan, TNI, dan Polri, target 70 persen warga Lombok Tengah tervaksin yang menjadi syarat penyelenggaraan World Super Bike Championship akhirnya bisa tercapai. Selain itu juga, beliau berdua berhasil mempertahankan penghargaan Kabupaten Lombok Tengah atas peraihan Predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK-RI atas pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah yang ke 9 kali secara berturut-turut. Dan yang paling utama adalah kondisi wilayah yang semakin kondusif untuk mewujudkan tatanan masyarakat Lombok Tengah yang Beriman, Sejahtera, Bermutu, Maju dan Berbudaya. Dengan semangat pengabdian yang luhur, H. Lalu Pathul Bahri, SIP dan Dr. H. M. Nursiah, S.Sos, M.Si, bercita-cita menjadikan Lombok Tengah menjadi daerah sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat. Dengan menitikberatkan pembangunan infratruktur bertajuk “Rurung Lempek Gumi Paer” yang mencerminkan kondisi Lombok Tengah yang berada dalam trek pembangunan yang sejalan dengan cita-cita dan harapan masyarakat.
“Rurung Lempek Gumi Paer” adalah kondisi Lombok Tengah dengan Infrastruktur yang memadai dalam menompang setiap aktifitas kehidupan masyarakat yang disertai dengan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat yang harmonis sehingga akan hadir rasa nyaman dan aman dalam kehidupan sehari-hari.(*)